keluarga

Awas, Ada Ancaman Siber Intai Anak di Ruang Digital pada 2024

Minggu, 21 Januari 2024 | 11:40 WIB
Anak-anak main gim di PC. (Doc: Kaspersky) ( (Doc: Kaspersky))

 

Krjogja.com - Jakarta - Bukan hal yang aneh ketika anak-anak di dunia saat ini sudah memiliki akses ke internet atau perangkat smartphone.

Menurut perusahaan keamanan siber Kaspersky, usia anak mulai mengenal dunia digital dan teknologi pun terus menurun. Karena itu, sangat penting buat orangtua untuk terus mengetahui informasi tentang ancaman siber, yang menargetkan anak-anak mereka, sehingga lebih terlindungi di dunia digital.

Andrey Sidenko, pakar keamanan dan privasi di Kaspersky menyebut, banyak tren yang terjadi di masyarakat, sekarang juga berdampak di kalangan anak-anak. Anak pun ikut menjadi target yang potensial buat para pelaku serangan siber.

"Hal ini mencakup perkembangan dan popularitas AI dan rumah pintar, serta perluasan dunia game dan industri Fintech," kata Andrey, seperti mengutip siaran pers, Sabtu (20/1/2024).

Kaspersky pun mengungkapkan, ada beberapa tren ancaman siber yang mengintai anak di tahun 2024:

Penggunaan AI pada anak, yang dirasa belum siap secara keamanan dan konten
Menurut penelitian PBB, sekitar 80 persen anak muda mengaku berinteraksi dengan AI (kecerdasan buatan/artificial intelligence) beberapa kali sehari.

Dengan berkembangnya AI, banyak aplikasi yang kurang dikenal bermunculan dengan fitur yang tampaknya tidak berbahaya, seperti mengunggah foto untuk menerima versi modifikasi.

Namun, ketika anak-anak mengunggah gambar mereka ke aplikasi semacam itu, mereka tidak pernah tahu di database mana foto-foto mereka akan tetap ada, dan apakah foto-foto itu akan digunakan lebih lanjut.

Aplikasi chatbot AI, selain itu, juga berisiko memberikan konten-konten yang tidak sesuai usia anak saat diminta. Sebagai contoh, ada banyak chatbot yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman "erotis."


Ancaman dari Game dan Fintech

Serangan terhadap gamer muda
Untuk beberapa game, obrolan suara dan teks yang tidak dimoderasi merupakan bagian besar dari pengalaman tersebut.

Dengan semakin banyaknya generasi muda yang mengakses internet, para penjahat siber dapat membangun kepercayaan dengan cara sama seperti yang mereka lakukan secara langsung. Penjahat bisa saja memikat gamer anak dengan iming-iming hadiah atau janji pertemanan. Begitu mendapatkan kepercayaan, mereka mendapatkan informasi pribadi para anak melalui ajakan untuk mengeklik tautan phishing, dan mengunduh file berbahaya yang menyamar sebagai mod permainan, atau bahkan melakukan grooming.

Ancaman baru dari industri fintech

Banyak bank yang menyediakan produk dan layanan khusus anak, misalnya kartu perbankan buat anak 12 tahun.
Namun, dengan diperkenalkannya kartu perbankan untuk anak-anak, mereka juga menjadi rentan terhadap pelaku ancaman yang bermotif finansial dan rentan serangan penipuan konvensional.

Halaman:

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB