Ekonomi Global tak Alami Resesi, Ini Alasannya

Photo Author
- Minggu, 29 September 2019 | 09:45 WIB
Istimewa
Istimewa

KUTA, KRJOGJA.com -  Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, membantah kalau ekonomi dunia mengalami krisis. Alasannya saat ini pertumbuhan ekonomi dunia masih tumbuh positif namun pertumbuhannya hanya melambat. Sedangkan  pengertian krisis  yakni bila pertumbuhan ekonomi dalam   dua kuartal  berturut turut mengalami negatif. 

“Kalau terjadi krisis ekonomi,   bila dalam 2 kuartal  berturut-tutut pertubuhan ekonomi mengalami negatif, tetapi sekarang kan pertumbuhan ekonomi masih positif dan hanya melambat. Dan ini hampir semua negara mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat terkena dampak dari perang dagang Amerika Serikan dengan Tiongkok, “ kata Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro pada acara Pelatihan Wartawan yang diselanggarakan Bank Indonesia ( BI) di Kuta, Bali Jumat 27-29 September 2019.

Dikatakan, perlambatan ekonomi terjadi hampir semua negara di dunia. Perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat imbas terjadinya perang dangan antar Amerika Serikat dengan Tiongkok.

Namun untuk Indonesia, menurut Asmo, masih sangat jauh dari krisis ekonomi. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat bagus sekitar 5 persen walaupun pencapaiannya belum sesuai harapan.

Dijelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada level 5 persen, Malaysia 5,2 persen, Thailand 3,2 persen, Indonesia 7 persen dan Turki 4,9 persen sedangkan rata- rata pertumbuhan ekonomi global sekitar 1 ,7 persen, “ Pertumbuhan ekonomi Indonesian bagus, dan investasi tetap masuk ke Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko mengatakan,  BI memprediksi pertumbuhan ekonomi 2019 tidak lebih dari 5,2 persen. Atau berada di titik tengah dari yang ditargetkan 5,1-5,4 persen. "Dengan adanya situasi dan kondisi global ini, pertumbuhan Indonesia turut terpengaruh global yang kurang menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi kita tidak lebih dari 5,2 persen. Atau berada di titik tengah dari yang ditargetkan 5,1-5,4 persen. Walaupun bagus, tapi nggak strong,” kata Onny.

mengatakan, tren pertumbuhan ekonomi global cenderung mengalami penurunan. Hal ini menghambat pertumbuhan perdagangan dunia.

Dijelaskan,  dengan 5,2 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan berarti perekonomian Indonesia tidak kuat. Namun pendorongnya yang belum kuat seperti sektor investasi yang menurun dan sektor konsumsi masih rendah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X