Untuk pembiayaan alat berat menurut Tabitha terjadi penurunan sejak memasuki tahun politik sekitar setahun lalu. Dampaknya terasa sekali menurun hingga porsinya sekarang hanya sekitar 15% hingga 20%. "Meski turun kami optimistis akan segera naik ketika kondisi politik yang mempengaruhi perekonomian berangsur kondusif, sehingga para perusahan konstruksi dan proyek infrastrukur sudah berani memulai aktifitasnya," papar Tabitha.
Menghadapi situasi yang cenderung masih stagnan, BFI justru melontarkan program BFI Srikandi, dimana program ini dikhususkan pembiayaan bagi kaum perempuan Indonesia. Kenapa membidik perempuan, menurut Tabitha kaum perempuan justru mampu menjadi nasabah yang solid. Karenanya program CSR yang digelar tersebut juga merupakan bagian dari cara BFI mengapresiasi perempuan Indonesia.
Pengobatan gratis yang melibatkan pakar dan tenaga kesehatan tersebut antara lain meliputi pengecekan kadar gula, tekanan darah, kolesterol dan diagnosa beberapa gangguan kesehatan menggunakan alat-alat berteknologi modern. (Cha)