BTN juga memperluas pasar ke sektor non formal, ada perusahaan taksi, taksi on line dan asosiasi pedagang. Dan juga yang berbasis komunitas.
Sejuta rumah
Untuk program sejuta rumah, Dirut BTN, Maryono mengatakan, pencapaian program sejuta rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat, jika pada tahun 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp 52,452 triliun, maka tahun 2016 penyaluran KPR mengalami kenaikan signifikan menjadi 595.566 unit senilai Rp 63,995 triliun. Pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp 71,538 triliun.
Untuk tahun ini BTN optimistis penyaluran KPR bisa tembus 750.000 unit. Hingga akhir September 2018 KPR yang sudah disalurkan sebanyak 574.444 unit senilai Rp 54,933 triliun.
Sementara untuk penyaluran KPR yang dilakukan BTN mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp 242,918 triliun.
Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp 106,523 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp 136,395 triliun. “Dengan adanya program sejuta rumah kini memiliki hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tidak lagi sekedar mimpi,†tegasnya.
Menurut Maryono, selain bisa mengurangi backlog perumahan, program sejuta rumah juga telah membuat ekonomi rakyat terus menggeliat.Â
Misalnya ketika dibangun perumahan di kawasan tertentu, maka ekonomi di daerah tersebut pun bertumbuh, mulai dari kenaikan harga tanah, bermunculannya sentra ekonomi seperti pasar tradisional dan pasar malam hingga menjamurnya dagangan kuliner di komplek perumahan tersebut. Belum lagi bisnis material bangunan yang banyak permintaan dari para konsumen yang ingin merenovasi rumahnya menjadi lebih cantik.