JAKARTA, KRJOGJA.com - Bank Indonesia ( BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Selain itu juga suku bunga Deposit Facility meningkat sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.
Adapun alasan kenaikan tingkat suku bunga acuan BI ini untuk memperkuat upaya menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman. Selain itu juga untuk memperkuat daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan.Â
"Kebijakan menaikkan suku bunga BI-7 DRR sebesar 25 bsp untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas yang aman. juga untuk memperkuat daya tarik aset keuangan domestik dengan mengantisipasi kenaikan suku bunga global dalam beberapa bulan ke depan,†kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjoyo di Jakarta, Kamis (15/11).
Dikatakan, kenaikan tingkat suku bunga ini dilakukan setelah melihat kondisi ekonomi global tumbuh melandai dan tidak seimbang, disertai ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi. Bahkan ekonomi AS yang tumbuh kuat pada 2018 diperkirakan akan mengalami konsolidasi pada 2019. Namun, ekspektasi inflasi AS tetap tinggi sehingga the Fed diprakirakan melanjutkan kenaikan suku bunga kebijakannya. Di Eropa, pertumbuhan ekonomi cenderung melambat di tengah inflasi yang dalam tren meningkat.Â
Sedangkan normalisasi kebijakan moneter di Eropa yang saat ini dilakukan melalui pengurangan pembelian aset keuangan diperkirakan masih akan terus berlanjut.Â
Untuk negara emerging markets, pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga terus melambat disebabkan berlanjutnya proses deleveraging di sistem keuangan dan pengaruh ketegangan hubungan dagang dengan AS.
"Pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan risiko memburuknya hubungan dagang antar negara akan berdampak pada tetap rendahnya volume perdagangan dunia. Sejalan dengan itu, harga komoditas dunia menurun, termasuk harga minyak dunia yang kembali menurun akibat prospek meningkatnya pasokan,†tegasnya.
Sementara untuk perekonomian Indonesia pada triwulan III 2018 tumbuh cukup kuat, sebesar 5,17 persen (yoy), didukung permintaan domestik. permintaan domestik tumbuh 6,40 persen(yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II 2018 sebesar 6,35 perwen (yoy).Â