Muhammadiyah Lirik Pasar Modal Syariah

Photo Author
- Kamis, 22 September 2016 | 21:44 WIB

JAKARTA (KRjogja.com) - Muhammadiyah melirik  bisnis di sektor pasar modal syariah guna mengembangkan potensi  ekonomi  Muhammadiyah lebih maju lagi. 

Peryataan ini disampaikan oleh Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK)  Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammad Najikh dalam acara knowledge sharing pasar modal syariah yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan MEK- PP Muhamamdiyah di gedung Dakwah PP Muhammadiyah – Jakarta. 

Menurut Muhammad Najikh, aset-aset  yang dimiliki oleh Muhammadiyah sangat besar sekali namun Muhammadiyah belum memiliki perusahaan-perusahaan seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk  itu perlu dibentuk Badan Usaha  Milik Muhammadiyah (BUMM) selain aset-aset yang ada selama ini seperti Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan rumah sakit.

Guna mendorong Muhammadiyah memiliki multy company, lanjut Najikh, perlu dibuat perusahaan-perusahaan Muhammadiyah yang bisa initial public offering (IPO) sehingga yang membeli saham-saham perusahaan Muhammadiyah adalah warga Muhammadiyah. Adanya holding company BUMM merupakan sebuah keniscayaan untuk membuat perusahaan sekelas Tamasek di Singapura.  

"Untuk mewujudkan semua itu sharing dan pengetahuan tentang pasar modal syariah sangat penting sebagai upaya dalam integrasi aset-aset Muhammadiyah untuk berkembang lebih luas," papar Najikh.


Najikh mendambahkan peluang Muhammadiyah dalam masuk pasar modal syariah sangat besar—hal ini tidak lepas dari besarnya aset ekonomi yang dimiliki oleh Muhammadiyah ditambah lagi dengan bisnis-bisnis yang dimiliki oleh para warga Muhammadiyah dan Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM). 

Deputi Komisioner Pengaws Pasar Modal I OJK Sarjito, mengangap, literasi pasar modal syariah  bagi warga Muhammadiyah sangat penting sekali untuk dilakukan. Selama ini Muhammadiyah dalam berinvestasi masih dengan instrumen lembaga keuangan perbankan dalam bentuk giro, deposito dan tabungan dan memberikan keuantungannya masih  kecil dibandingkan di sektor  instrumen pasar modal syariah. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X