JAKARTA (KRjogja.com) - Hingga akhir Mei, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat nilai program gadai dan cicil emas sebesar Rp1,77 triliun. Angka ini meningkat 30 persen bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp1,44 triliun.
Direktur Utama BSM, Agus Sudiarto mengatakan, produk emas seperti gadai dan cicil emas hingga kini dinilai masih membuka peluang pendapatan bagi perbankan syariah. Meski ramai pada musim tertentu, produk ini dinilai masih prospektif.
"Gadai dan cicil emas jadi primadona di BSM dan masih prospektif,†katanya di kantornya, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Senior Executive Vice President Ritel Banking BSM, Muhammad Busthami mengatakan kinerja positif lainnya juga terjadi pada lini bisnis Pembiayaan Griya BSM. Data per Mei 2016 tercatat Rp9,3 triliun, atau meningkat 17 persen dibandingkan dengan periode sama sebesar Rp7,9 triliun.
Masih kata Busthami, kinerja penjualan produk ritel, antara lain Tabungan Mabrur Junior mencatatkan pertumbuhan 98,25 persen semula Rp9,1 triliun per posisi Mei 2015 menjadi Rp18,04 triliun. Dari sisi jumlah rekening terdapat peningkatan sebesar 52 persen dari 4.584 rekening per Mei 2015 menjadi 6.989 rekening.
Tabungan BSM juga mencatatkan pertumbuhan positif dengan kenaikan 5,68 persen per Mei 2016, dari semula Rp15,5 triliun menjadi Rp16,38 triliun. Kemudian, Pembiayaan Usaha Mikro & Serbaguna Mikro BSM juga bertumbuh. Adapun kenaikannya per Mei 2016 sebesar 54,8 persen dari Rp2,57 triliun menjadi Rp4 triliun.
Produk segmen ritel yang terakhir adalah Pembiayaan Pensiunan BSM, mampu bertumbuh dengan kenaikan 173 persen per Mei 2016, atau menjadi Rp799 miliar dari periode sama pada tahun lalu yang hanya Rp292 miliar.
"Meski di tengah laju perekonomian makro yang masih belum kondusif, tapi kita senang pertumbuhan bisnis dari lima produk tersebut berjalan sesuai target," pungkasnya. (*)