Krjogja.com - SLEMAN - Kepala BBPPM Yogyakarta, Tunggak Santosa, menjadi narasumber dalam kegiatan daring bertajuk Sinergitas Peningkatan Inklusi Keuangan Syariah pada Masyarakat Perdesaan, Rabu (11/12/2024). Kegiatan yang diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting dihadiri berbagai pihak terkait, dengan tujuan mendorong perluasan inklusi keuangan syariah di wilayah perdesaan.
Dalam kesempatan tersebut, Tunggak Santosa mengungkapkan pentingnya peran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desma) dalam menyediakan akses layanan keuangan syariah yang dapat mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Tunggak menjelaskan bahwa melalui unit layanan keuangan syariah (ULKS) yang ada di BUM Desa, diharapkan dapat memperluas akses masyarakat desa terhadap produk-produk keuangan syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Baca Juga: Pesantren Modern Jadi Model Program MBG, Wapres Kunjungi MBS Ki Bagus Hadikusumo
"BUM Desa dan BUM Desma memiliki potensi besar untuk menyediakan layanan keuangan syariah yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai keagamaan yang dipegang oleh masyarakat desa. Inklusi keuangan syariah ini sangat relevan untuk mendukung ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan," ungkap Tunggak.
Acara ini juga menghadirkan narasumber lainnya yang memiliki keahlian di bidang keuangan syariah dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, yakni Dwi Irianti Hadiningdyah, Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS, Eka Jati Rahayu Firmansyah, Deputi Direktur Bidang Inklusi Keuangan Syariah KNEKS, Ahmad Zayadi, Direktur Penerangan Agama Islam, Kementerian Agama, Rakyan Gilar Gifarulla, Deputi Direktur Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan, M. Hasbi Zaenal,Ph.D, Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS-DSKL Nasional, Badan Amil Zakat Nasional dan Emmy Hamidiyah, Wakil Sekretaris Badan Wakaf Indonesia.
Narasumber berbagi wawasan terkait upaya peningkatan literasi keuangan syariah, serta pentingnya peran penyuluh agama dalam mendukung pemahaman masyarakat desa mengenai produk-produk keuangan syariah yang ada. Diskusi juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dalam implementasi inklusi keuangan syariah di desa, serta kebutuhan dukungan yang diperlukan untuk mengoptimalkan ekosistem keuangan syariah di daerah perdesaan.
Baca Juga: Melalui Business Matching, HIMKI DIY Buka Peluang Ekspor Pengusaha Kerajinan Kulonprogo
Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berasal dari berbagai sektor, termasuk penyuluh agama, masyarakat desa, komite daerah ekonomi dan keuangan syariah DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta perwakilan BUM Desa dan BUM Desa Bersama. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memetakan program eksisting, rencana pengembangan, tantangan, dan kebutuhan dukungan terkait inklusi keuangan syariah di ekosistem desa.
Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada pemetaan potensi dan pengembangan inklusi keuangan syariah di masyarakat desa yang sangat beragam. "Kami berharap agar kegiatan ini dapat menghasilkan langkah konkret dalam memperluas akses keuangan syariah di wilayah perdesaan, sekaligus meningkatkan literasi dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya layanan keuangan yang berbasis syariah," pungkas Tunggak. (Fxh)