Sektor Keuangan Stabil dan Tetap Terjaga

Photo Author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 09:00 WIB
 Ketua Dewan Komisioner  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar  (istimewa)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (istimewa)


KRjogja.com - Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, menilai stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global.

Dinamika perdagangan internasional menunjukkan perkembangan setelah terjadinya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris pada 8 Mei 2025 yang merupakan kesepakatan permanen pertama Amerika Serikat dengan negara lain pasca penundaan penerapan resiprokal tarif. Kesepakatan dagang sementara antara Amerika Serikat dan Tiongkok pada 12 Mei 2025 yang berlaku untuk 90 hari menurunkan tensi perdagangan global

“Pelaku pasar menyambut baik kesepakatan tersebut sehingga mendorong penguatan pasar keuangan global diikuti juga oleh penurunan volatilitas pasar keuangan dan capital inflow ke pasar negara-negara berkembang,” kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, di Jakarta, Senin (2/6).

Baca Juga: Gandeng UNY, SMKN 7 Semarang adakan Pelatihan Building Information

Dipaparkan, ketegangan politik meningkat di beberapa kawasan, kendati begitu dampaknya terlihat dapat terlokalisir sehingga imbasnya ke pasar keuangan global masih terbatas.mAdapun pertumbuhan ekonomi global pada kuartal I di tahun 2025 ini menunjukkan pelemahan, diikuti oleh penurunan inflasi yang menunjukkan kelemahan permintaan global.

“Menyikapi hal itu, kebijakan moneter global semakin akomodatif dengan beberapa Bank Sentral menurunkan suku bunga, menyuntikkan likuiditas ke pasar atau menurunkan reserve requirement, risiko kebijakan fiskal global juga cenderung ekspansif meski ruang fiskal terbatas,” ujarnya.

Di tengah perkembangan itu, tambahnya, The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat menerapkan kebijakan The Fed Fund Rate yang menunggu kepastian dari kebijakan tarif dan dampaknya terhadap beberapa indikator perekonomian.

Baca Juga: Soal Putusan MK, Mendikdasmen: Sekolah Swasta Boleh Memungut Biaya dengan Syarat Tertentu

Hal ini mendorong pasar menurunkan estimasi penurunan Fed Fund Rate , menjadi 2 kali di tahun 2025 dari sebelumnya 3-4 kali penurunan dan penurunan pertama diperkirakan mundur ke bulan September, pasar juga terus mencermati rencana penerbitan undang-undang One Big Beautiful Bill istilah yang digunakan oleh presiden Amerika Serikat Trump yang diperkirakan akan meningkatkan defisit fiskal Amerika Serikat sehingga Buddhis atau lembaga pemeringkat untuk utang negara, menurunkan rating Amerika Serikat. “Beberapa hal tersebut mendorong pelemahan pasar obligasi dan nilai tukar dolar Amerika Serikat,” tegasnya.

Sementara itu perekonomian domestik masih menunjukkan resiliensi nya di tengah tingginya dinamika global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia positif pada kuartal I tahun 2025 meskipun terlihat dengan laju yang sedikit melambat menjadi 4,87 persen. “Permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama yang tumbuh sebesar 4,89 persen,” tegasnya.

Sementara inflasi dalam negeri tetap terjaga 1 ,95 persen dan masih dalam rentang target Bank Indonesia . Beberapa indikator perekonomian terkini juga masih menunjukkan resiliensi, diantaranya neraca perdagangan yang terus mencatat surplus defisit transaksi berjalan yang menyempit menjadi 0,05 persen dari PDB dari sebelumnya 0,87 persen dan cadangan devisa tetap stabil di level yang tinggi.

Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat tingkat suku bunga yang masih relatif tinggi dan proses perundingan dagang Amerika Serikat dengan beberapa negara utama perdagangan yang masih berjalan maka perlu terus dicermati dampak hal tersebut kepada kinerja debitur dan sektor jasa keuangan Indonesia. (Lmg)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X