Krjogja.com - YOGYA – Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen dinilai sebagai langkah yang wajar dan strategis untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Ekonom Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FBE UAJY), Y. Sri Susilo.
Baca Juga: Kantor ATR/BPN Bantul Galakkan Pembinaan Terhadap PPAT
“Penurunan ini dapat dimengerti, terlebih karena inflasi sampai Juni 2025 masih relatif terkendali dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS juga cukup stabil,” ujar Sri Susilo, Rabu (16/7).
Menurutnya, sekalipun BI mempertahankan suku bunga acuan di level sebelumnya, yaitu 5,50 persen, kondisi perekonomian tidak akan memburuk. Namun, dengan adanya penurunan ini, diharapkan akan terjadi pelonggaran pada sektor keuangan yang dapat mendorong peningkatan aktivitas ekonomi.
“Penurunan suku bunga ini tentu diharapkan diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Bila bunga kredit turun, maka gairah investasi akan meningkat karena biaya modal menjadi lebih murah,” paparnya.
Baca Juga: Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke 30, Ruang Bertemu Tradisi, Anak Muda, dan Eksperimen Seni
Sri Susilo juga menekankan meningkatnya investasi akan memberikan efek berantai (multiplier effect) pada perekonomian. “Realisasi investasi yang naik akan membuka lapangan kerja baru. Selain itu, investasi di suatu industri akan memicu aktivitas sektor lain yang saling terkait, baik ke hulu maupun ke hilir,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menilai langkah BI juga tepat karena menjaga keseimbangan antara stabilitas makro dan dorongan pertumbuhan. “Yang penting, BI tetap mencermati dinamika global dan domestik agar tidak mengorbankan stabilitas nilai tukar dan sasaran inflasi,” tambahnya.
Bank Indonesia dalam keterangan resminya menyatakan, kebijakan ini konsisten dengan sasaran inflasi 2,5±1 persen serta upaya menjaga stabilitas nilai tukar. BI juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Ira)