keuangan

DIY Tutup Pertumbuhan Ekonomi 2023 Dengan Positif

Selasa, 6 Februari 2024 | 16:05 WIB
Ilustrasi (Freepik)

Krjogja.com - YOGYA - Pertumbuhan ekonomi DIY triwulan IV 2023 tumbuh positif 4,86% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 4,96% (yoy) berdasarkan rilis BPS.

Beberapa faktor pendorong pertumbuhan tersebut seperti penghapusan PPKM sejak akhir 2022, sehingga menjadi pendorong aktivitas wisata sepanjang 2023, termasuk pada momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).

"Persiapan pelaksanaan kampanye pemilu di akhir tahun serta berlanjutnya pembangunan PSN dan proyek strategis daerah lainnya, seperti pelabuhan di Gunung Kidul, proyek tol Yogya-Solo dan jembatan Srandakan II. Meski demikian, kinerja positif ekonomi pada periode laporan tertahan pengaruh dinamika cuaca yang menyebabkan mundurnya masa panen komoditas hortikultura dan ketidakpastian kondisi perekonomian yang menahan permintaan ekspor serta mempengaruhi kinerja industri pengolahan," tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Ibrahim di Yogyakarta, Selasa.

Baca Juga: Ungkap Kasus Penyalahgunaan Elpiji Subsidi, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polda DIY

Dari sisi supply Lapangan Usaha (LU), Ibrahim menyampaikan kinerja perekonomian yang positif didorong LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dan LU Konstruksi. Meningkatnya kunjungan wisatawan selama periode Nataru pasca penghapusan PPKM berdampak positif terhadap kinerja hotel dan restoran di DIY.

Jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang menginap di hotel berbintang pada triwulan IV 2023 tercatat 217% (yoy) dan 1357% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya -49,68% (yoy) dan -36,71% (yoy).

"Di sisi lain, pembangunan PSN Tol Yogya-Solo-Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) dan Tol Yogya-Bawen yang terus berlanjut berdampak positif terhadap LU Konstruksi. Selain itu, pembangunan dan revitalisasi beberapa proyek strategis daerah juga berdampak positif terhadap kinerja konstruksi," tambahnya.

Baca Juga: Pastikan Pasukan Siap Amankan Pemil, Polres Karanganyar Gelar Latihan Pengendali Massa

Ibrahim mengatakan dari sisi permintaan, kinerja net ekspor, konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi DIY. Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pada periode Nataru mendorong kinerja ekspor jasa.

Selain itu, memasuki periode pemilu dan masifnya pelaksanaan kampanye meningkatkan belanja kampanye. Namun periode pemilu yang terjadi membuat sebagian investor cenderung wait and see.

"Secara keseluruhan pada 2023, perekonomian DIY tumbuh 5,07% (yoy) tertinggi se-Jawa dan lebih tinggi dibandingkan Nasional. Faktor pendorong perekonomian sepanjang tahun 2023 antara lain permintaan domestik yang masih kuat disertai dengan kenaikan pendapatan UMP 2023, kenaikan APBD perubahan yang berdampak pada belanja pemerintah, serta masih berlanjutnya pembangunan PSN," terangnya.

Baca Juga: Sumber Air Bersih TNI Manunggal Air Diresmikan

Meski demikian, Ibrahim menyatakan kinerja positif pada periode laporan tertahan pengaruh dinamika ketidakpastian geopolitik di tengah konflik yang berlangsung.

Selain itu, fenomena El-Nino yang terjadi mempengaruhi produksi pertanian. Berdasarkan perkembangan tersebut, maka pertumbuhan ekonomi DIY 2023 relatif melambat dari 2022 yang tumbuh 5,15% (yoy).

Halaman:

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB