KRJogja.com - BANTUL - DIY mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,52 persen, inflasi month to month (m-to-m) pada Maret 2025 sebesar 1,25 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,04 persen pada Maret 2025. Kabupaten Gunungkidul tercatat mengalami inflasi sebesar 0,28 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,86, sedangkan Kota Yogyakarta mengalami inflasi 0,83 persen (yoy) dengan IHK 107,63.
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2025 secara unum menunjukkan adanya kenaikan secara tahunan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS DIY di 2 kabupaten/kota, pada Maret 2025 terjadi inflasi yoy sebesar 0,52 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 106,10 pada Maret 2024 menjadi 106,65 pada Maret 2025," tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Herum Fajarwati dikantornya, Selasa (8/4).
Herum menyatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan naiknya sebagian indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau 1,56 persen; kelompok pakaian dan alas kaki 3,07 persen serta kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,90 persen. Selanjutnya kelompok kesehatan 2,23 persen; kelompok transportasi 0,85 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 1,76 persen dan kelompok pendidikanb1,36 persen.
" Lalu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,74 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,74 persen. Sementara kelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 7,03 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen," imbuhnya.
Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi tahunan pada Maret 2025, antara lain emas perhiasan, kopi bubuk, cabai rawit, sigaret kretek mesin (SKM), kelapa, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, sigaret kretek tangan (SKT), tarif kontrak rumah, dan bawang merah. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi yoy antara lain tarif listrik, beras, tomat, daging ayam ras, buncis, cabai merah, telur ayam ras, tarif angkutan udara, kacang panjang, dan daun bawang.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-to-m pada Maret 2025 yaitu tarif listrik, bawang merah, emas perhiasan, cabai rawit, beras, telur ayam ras, kelapa, tarif angkutan antar kota, nangka muda dan daging ayam ras. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi m-to-m yaitu buncis, tomat, kacang panjang, tarif angkutan udara, terong, dan sawi hijau. (Ira)