keuangan

Defisit APBN 2026 Sebesar Rp 638,9 Triliun Atau 2,48 Persen Dari PDB

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 18:15 WIB
Dollar AS (wirestock (freepik))


JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit APBN 2026 akan dijaga secara hati-hati pada level 2,48 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), atau Rp 638,8 triliun, lebih rendah dibanding outlook 2025 yang sebesar 2,78 persen atau sekitar Rp 662,0 triliun.

“Postur RAPBN 2026 menetapkan defisit sebesar 2,48 persen dari PDB atau sekitar Rp 638,8 triliun,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam acara Penjelasan RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta, Jumat (15/8).

Dikatakan, dalam RAPBN 2026 dengan pendapatan negara mencapai Rp 3.147,7 triliun. Yang terdiri dari perpajakan mencapai Rp 2.692,0 triliun. Penerimaan ini berasal dari penerimaan pajak mencapai Rp 2.357,7 triliun dan dari pendapatan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 334,3 triliun dan penerimaan negara bukan pajak mencapai Rp 455,0 triliun.

Baca Juga: Upaya Guru Bahasa Inggris Merumuskan Pembelajaran Bermakna

“Pendapatan negara Rp 3.147,7 triliun tumbuh 9,8 persen dan pajak tumbuh 13,5 persen dari outlook 2025, di tengah pelemahan harga komoditas,” tegasnya.

Sementara belanja negara sebesar Rp 3.786,5 triliun. Dengan rincian belanja pemerintah pusat mencapai Rp 3.136,5 triliun, yang terdiri dari belanja K/L mencapai Rp 1.498,3 triliun, belanja non K/L mencapai Rp 1.638,2 triliun serta transfer ke daerah mencapai Rp 650,0 triliun.

“Belanja negara Rp 3.786,5 triliun, tumbuh 7,3 persen dari outlook 2025. Belanja pemerintah pusat Rp 3.136,5 triliun dan transfer ke daerah mencapai Rp 650,0 triliun mengalami perubahan yang dinamis menyelaraskan kebijakan fiskal nasional dan mendorong kemandirian fiskal daerah,” tegasnya.

Baca Juga: Nasionalisme sebagai Genetika Film Indonesia

Sementara keseimbangan primer mencapai Rp 39,4 triliun, serta pembiayaan anggaran mencapai Rp 638,8 triliun.Adapun pembiayaan investasi mencapai Rp 203 triliun.

“Untuk pembiayaan anggaran, bertujuan mengendalikan rasio utang dan mendorong efektivitas pembiayaan investasi,” tegasnya.

Adapun pembiayaan investasi mencapai Rp 203 triliun.

Sementara asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2026 antara lain, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, inflasi diproyeksikan sebesar 2,5 persen, nilai tukar rupiah dipatok Rp 16.500 per dolar AS, dan suku bunga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun diperkirakan 6,9 persen, harga minyak mentah Indonesia (ICP) 70 dolar AS per barel, lifting minyak 610 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 984 ribu barel setara minyak per hari.

Baca Juga: Subardi Isi Kemerdekaan dengan Realisasi Aspirasi

Selain itu, juga ditargetkan tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,44-4,96 persen, indek rasio gini mencapai 0,377-0,380. Tingkat kemiskinan ekstrem mencapai 0-05 persen, tingkat kemiskinan mencapai 6,5-7,5 persen. Indeks modal manusia sebesar 0,57. Indeks kesejahteraan petani mencapai 0,7731 serta proporsi penciptaan lapangan kerja formal mencapai 37,95 persen. (Lmg)

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB