BANTUL - Kolaborasi strategis antara Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris SMA/MA Kabupaten Bantul dan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung memghadirkan program peningkatan kompetensi guru bertajuk "From Design to Deep Learning.". Rangkaian kegiatan tersebut menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris UPI.
Kegiatan blended learning berlangsung sejak 20 Mei hingga 14 Agustus 2025 diikuti 50 guru Bahasa Inggris dari 28 SMA/MA se-Kabupaten Bantul, termasuk 70 guru dari seluruh Indonesia pada sesi daring.
"Program ini merupakan jawaban atas kebutuhan guru untuk terus berinovasi, terutama dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dan menumbuhkan pemahaman mendalam," ujar Ketua MGMP Bahasa Inggris SMA/MA Kabupaten Bantul Ismi Fajarsih, M.Pd, Jumat (15/8).
Baca Juga: Nasionalisme sebagai Genetika Film Indonesia
Dijelaskan, rangkaian workshop yang berlangsung secara daring tersebut dibuka dalam tiga sesi penuh makna. Sesi perdana 20 Mei 2025 menjadi fondasi awal dengan kehadiran Dr. Fazri Nur Yusuf, M.Pd., yang mengulas tuntas topik "Language Assessment and Literacy: Benefits and Challenges". Para peserta diajak memahami pentingnya literasi asesmen sebagai kunci pembelajaran yang efektif.
Selanjutnya, dua sesi daring berikutnya 18 Juli dan 22 Juli menghadirkan enam pakar, yang secara sistematis membahas aspek-aspek krusial dalam pedagogi modern.
Di antaranya Dr. Rojab Siti Rodliyah, M.Ed. yang memaparkan berbagai pendekatan asesmen, Prof. Dr. Sri Setyarini, M.App. Ling. membahas praktik Higher Order Thinking Skills (HOTS), serta Nur Hafiz Abdurahman, M.A., Ph.D, memperkenalkan translanguaging sebagai praktik transformatif.
"Tidak kalah penting, sesi daring juga diisi oleh Yanty Wirza, M.A., M.Pd., Ph.D. yang berfokus pada literasi asesmen guru, Dr. Muhammad Handi Gunawan, M.Pd. yang mendemonstrasikan integrasi TPACK dalam pembelajaran, serta Dr. Lulu Laela Amalia, M.Pd. yang mengajak guru untuk merefleksikan integrasi deep learning," ujar Ismi.
Dijelaskan, rangkaian sesi daring itu menjadi bekal komprehensif bagi para guru sebelum memasuki sesi praktik luring. Sedang puncak kegiatan berlangsung 14 Agustus di SMA 1 Kasihan, di mana para peserta diajak untuk praktik langsung. Pupung Purnawarman, M.S.Ed., Ph.D., membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung dialog pedagogis. Sesi kemudian dilanjutkan dengan praktik Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dipandu Prof. Dr. Sri Setyarini, M.App. Ling.
"Uniknya, sesi ini digelar di taman sekolah, bukan hanya untuk memberikan pengalaman langsung, tetapi juga sebagai wujud nyata praktik deep learning itu sendiri. Melalui kegiatan yang joyful dan mindful di luar ruangan, para guru diajak merasakan langsung bagaimana pembelajaran menjadi meaningful dan kontekstual dengan kehidupan siswa sehari-hari," jelasnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi yang dipandu oleh Dr. Fazri Nur Yusuf, M.Pd. Dalam sesi ini, para peserta diajak berdiskusi kelompok dan praktik langsung mengevaluasi modul ajar. Sesi refleksi ini menjadi penutup komprehensif, mengintegrasikan seluruh materi yang telah diterima peserta, dari desain hingga praktik deep learning di lapangan.
Baca Juga: Ribuan Motor Antik Meriahkan Djogjantique #9 'Gebyar Geblar' di Mandala Krida
Dengan Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi guru-guru Bahasa Inggris di Bantul untuk menciptakan pembelajaran yang lebih inovatif dan mampu menumbuhkan deep learning pada siswa. (Roy)
