Jayapura (ANTARA) - Sektor transportasi udara, terutama bagi wilayah timur Indonesia, selama ini tidak hanya dihadapkan pada tantangan geografis dan keterisolasian wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), tetapi juga masalah sumber daya manusia (SDM).
Namun demikian, dengan adanya Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Jayapura diharapkan dapat menjadi titik terang bagi pembangunan sumber daya manusia sektor transportasi Udara di daerah ini.
Didirikan pada 1985, Poltekbang Jayapura merupakan satu-satunya lembaga pendidikan vokasi penerbangan di Tanah Papua. Kampus ini telah meluluskan sebanyak 179 alumni yang kini tersebar dan berkontribusi di dunia penerbangan, baik di dalam maupun luar Papua.
Baca Juga: Menyiapkan Merauke sebagai lumbung pangan
Lokasi kampus yang berada di Kota Jayapura dinilai strategis karena hanya berjarak sekitar 45 kilometer dari Bandara Sentani. Selain itu, Kota Jayapura atau Port Numbay dikenal memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi di Papua, menjadikannya pusat pertumbuhan pendidikan dan sosial.
“Kampus ini menjadi pusat pendidikan vokasi penerbangan yang ideal dari sisi konektivitas dan aksesibilitas,” ujar Direktur Poltekbang Jayapura, Musri Kona.
Poltekbang menawarkan jenjang pendidikan Diploma III dengan Program Studi Manajemen Bandar Udara, Teknik Listrik Bandara, dan Manajemen Lalu Lintas Udara.
Baca Juga: AHY: Jembatan Pandansimo di selatan DIY jadi daya tarik pariwisata
Program-program ini dirancang untuk menjawab kebutuhan tenaga profesional di sektor penerbangan, terutama di wilayah Papua yang memiliki topografi bergunung hingga 3.500 meter di atas permukaan laut dan keterbatasan akses transportasi darat.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), panjang jalan di enam provinsi di Papua hanya sekitar 34.141 kilometer dengan luas wilayah mencapai lebih dari 319 ribu kilometer persegi.
Dengan kondisi tersebut, transportasi udara menjadi moda utama, dan Papua kini memiliki lebih dari 500 landasan udara terbanyak di Indonesia meskipun sebagian besar masih berupa bandara perintis yang belum beraspal.
Untuk itu, keberadaan Poltekbang Jayapura bukan sekadar pendidikan teknis, tetapi juga strategi nasional dalam memastikan keberlanjutan konektivitas wilayah. Program unggulan seperti Pola Pembibitan CPNS, Diklat Pemberdayaan Masyarakat (DPM), dan beasiswa kerja sama dengan pemerintah daerah menjadi bagian penting dalam proses itu.
Baca Juga: 5.000 ETLE Siap Terpasang di 2027
Program Pola Pembibitan memungkinkan lulusan untuk langsung diangkat sebagai CPNS melalui jalur ikatan dinas. Sementara itu, DPM memberikan pelatihan keterampilan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu, khususnya Orang Asli Papua (OAP). Bentuk afirmasi ini juga dilengkapi fasilitas asrama gratis, layanan makan, dan bantuan perlengkapan belajar.