Seluruh korban dimakamkan secara massal di Tempat Pemakaman Umum Bungus, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Di perbukitan itu, di hadapan Samudera Hindia, mereka beristirahat dalam kedamaian.
Kapolda menjelaskan apabila nantinya setelah dimakamkan ada pihak keluarga yang DNA-nya cocok dari 24 jenazah, maka diizinkan jika ingin memindahkannya ke tempat lain.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumbar Syaifullah mengatakan pemakaman massal terhadap jenazah tanpa identitas ini dilakukan, setelah para pemangku kepentingan melakukan rapat gabungan.
Baca Juga: PWI DIY dan GKR Mangkubumi Bersepakat Mendorong Jurnalisme Berkeadaban di Tengah Arus Digital
"Teknis pelaksanaan dan pembiayaannya akan menjadi tanggung jawab Dinas Sosial Provinsi Sumbar," ujar Syaifullah.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor ini telah mengubah wajah Sumatra. Sebab, kejadian serupa tidak hanya terjadi di Ranah Minang, tetapi juga melanda Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara. Setidaknya, 960 lebih orang meninggal dunia dan 200 lebih hingga kini belum ditemukan. Angka ini tentu saja dinamis karena hingga kini pencarian terus dilakukan.
Pemerintah Provinsi Sumbar sendiri telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana hingga 22 Desember 2025. Langkah ini dilakukan mengingat perkembangan penanganan dampak bencana hidrometeorologi yang melanda daerah tersebut.
Baca Juga: Saat Empat Beksan Trah Mataram Islam Dipentaskan di Momen Catur Sagatra
Selama periode perpanjangan masa tanggap darurat, penanganan dampak bencana akan terus dimaksimalkan, terutama memulihkan sejumlah akses utama yang rusak parah atau sama sekali sudah tidak bisa digunakan.
Dalam kurun perpanjangan masa tanggap darurat, Gubernur Sumbar meminta dan mengingatkan setiap kepala daerah untuk melengkapi pendataan, baik itu kerusakan rumah warga, fasilitas umum serta data lainnya yang berkaitan dengan kerusakan yang ditimbulkan bencana alam.
Kelengkapan dan keakuratan data ini sangat penting dan vital karena berkaitan langsung dengan upaya rehabilitasi maupun rekonstruksi terhadap kerusakan yang terjadi. Laporan itu nantinya juga akan diteruskan kepada pemerintah pusat agar proses pemulihan bisa dipercepat.
Baca Juga: Wamenhaj Dahnil Anzar Simanjuntak Hadiri Dialog Perhajian dan Pembinaan ASN di Bengkulu
Duka hari ini seakan mengoyak luka lama Tanah Minangkabau yang sejatinya belum pulih dari trauma bencana alam. Pada Sabtu, 11 Mei 2024, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, dan Kabupaten Tanah Datar luluh lantak dihantam banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi yang menewaskan puluhan jiwa.
Sebelum peristiwa ini terjadi, alam juga telah menunjukkan kuasanya lewat letusan Gunung Marapi, tepatnya Minggu, 3 Desember 2023. Erupsi besar ini menyemburkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter yang turut menewaskan para pendaki.