KRJogja.com - Band punk new wave asal Purbalingga, Sukatani, manggung lagi di Yogyakarta. Minggu (23/3) malam tampil di Boundless Expression di The Ratan Ring Road Selatan Yogya. Manggungnya duo suami istri ini direspons antusias para penggemar.
Sukatani yang terdiri Alectroguy (gitar, bass, drum, synthesizer) dan Twister Angel (vokal), tak hanya memanaskan gairah penonton yang mayoritas anak muda. Juga menguarkan atmosfer damai.
"Mari jaga kedamaian. Saling jaga solidaritas," ungkap Alectroguy yang bernama asli Muhammad Syifa Al Lutfi.
Sejumlah lagu hits digulirkan Sukatani. Seperti Semakin Tua Semakin Punk, Sukatani, Jangan Bicara Solidaritas, Gelap Gempita
. Memunculkan 'panen' stage diving. Menjatuhkan badan ke kerumunan penonton. Bahkan Alectroguy juga melakukan.
Penonton senang. Sukatani juga puas konser di Yogya tersebut. "Ini pentas kami yang kesekian di Yogya," ucap Twister Angel yang bernama lengkap Novi Citra Indriyati.
Latar belakang dinamai Sukatani sebagai upaya mewujudkan konotasi sebuah desa makmur dan asri. "Nama itu (Sukatani) konotasi. Kami pakai supaya jadi doa buat band, juga buat teman-teman yang terlibat agar tertular konotasi positif makmur dan asri," terang Alectroguy.
Dalam keseharian Sukatani memang senang bertani. Di acara obrolan Rarasing Rasa Ramadan bertema Ani-ani Sukatani di Pondok Budaya Kiebae Sokaraja Banyumas, Jumat (14/3) malam yang dihadiri KR, Alectroguy bercerita, dirinya dan teman-teman tergabung di komunitasHarvestmind pernah bertani organik.
Baca Juga: Bupati Boyolali dan Jajaran Forkopimda Cek Posko Pengamanan Lebaran 2025.
"Tahun 2018 di sebuah lahan di Desa Karangpetir Purbalingga. Kami anak muda yang tertarik pertanian organik. Sudah menghasilkan. Hasilnya kami jual. Namun karena lahan diminta, kini kami vakum bertani," papar Alectroguy yang mengaku banyak lirik lahir dari tema pertanian. Ada dua lagu Sukatani tentang ekologi: Sukatani dan Alas Wirasaba.
"Di proyek solo musik saya, ada lagu Balada Saiman Burtan. Kisah nyata tentang Pak Saiman, buruh tani di Purbalingga. Tidak punya sawah tapi dekat dengan alam, dan mengerjakan kebaikan," ujar Alectroguy yang memakai nama Syifasativa di proyek solonya. Empat album Syifasativa bisa didengar di Spotify: Matilah Kau Nak (2020), Aku Pusing (2020), Tanam Sawi di Bulan (2021), Nikmati Sajalah (2021), Kelompok Tani Remaja (2022).
Popularitas Sukatani yang tiba-tiba melejit tak membuat Alectroguy dan Twister Angel berubah perangai. Mereka pasangan supel, bersahabat, ramah, dan membumi.
Lirik gamblang dan tegas, upaya Sukatani mengingatkan penindasan terstruktur. "Lagu dan musik media paling populer dan berpengaruh dalam kehidupan pribadi. Maka penting menulis lirik keseharian, untuk mengingatkan ekologi lingkungan. Saya dan Sukatani punya keresahan soal ekologi cukup tinggi," tandas Alectroguy. (Latief Noor Rochmans)