Krjogja.com - YOGYA — Di tengah bayang megah Candi Prambanan yang telah berdiri selama lebih dari seribu tahun, denting saksofon dan dentuman jazz modern kembali membelah udara.
Prambanan Jazz Festival memasuki usia ke-11 dengan tema “Sebelas Selaras”, menawarkan pengalaman tak biasa: konser musik di panggung sejarah, tempat suara masa lalu bertemu irama kekinian.
Baca Juga: Sesama Pencari Kerja Tewas Dicekik, Pelaku Berakhir di Sel
Selama tiga hari, mulai 4 hingga 6 Juli 2025, festival ini bukan hanya soal musik—tetapi sebuah narasi lintas waktu tentang bagaimana warisan budaya bisa dirayakan dalam format yang relevan dengan zaman.
Kenny G, ikon jazz dunia yang pernah menjadi pionir penampil internasional pertama di Prambanan Jazz, kembali tampil sebagai simbol kesinambungan dan loyalitas musikal. Ia akan berbagi panggung dengan eaJ, penyanyi Korea-Amerika yang mewakili semangat baru dan pasar global yang lebih inklusif.
Di tengah gempita bunyi, pengunjung disambut lanskap spiritual dan artistik. Relief-relief kuno bersanding dengan instalasi kontemporer karya duo seniman Yogyakarta, Indieguerillas.
Baca Juga: Kamar Mandi Pengaruhi Mood dan Citra Brand, Teknologi Digital Tingkatkan Kenyamanan dan Efisiensi
Mereka menghidupkan ulang simbol Pohon Hayat, menggambarkan keseimbangan manusia dan alam, dalam format seni modern yang interaktif dan reflektif—sebuah ajakan untuk menyelami filosofi lokal lewat ekspresi visual.
Tak hanya dari sisi estetika, festival ini juga memanggil denyut ekonomi lokal. UMKM Yogyakarta menjadi tulang punggung area kuliner dan bazar produk kreatif.
Dengan melibatkan pengrajin, pelaku ekonomi kreatif, hingga komunitas lokal, Prambanan Jazz mengokohkan dirinya sebagai ruang tumbuh bersama, bukan hanya untuk musisi, tapi juga masyarakat.
“Prambanan Jazz Sebelas Selaras bukan sekadar konser musik, melainkan panggung pertemuan budaya yang membangkitkan kebanggaan akan jati diri, sembari menggerakkan ekonomi rakyat,” ujar Anas Alimi, Founder Rajawali Indonesia selaku penyelenggara festival saat jumpa media di Hotel Artotel Bianti, Kamis (3/7).
Lebih dari sekadar festival, Prambanan Jazz menjelma sebagai destinasi budaya yang menjual bukan hanya tiket, tetapi pengalaman. Bagi ribuan penonton yang akan memadati area candi, ini adalah kesempatan langka—melihat bagaimana sebuah warisan dunia dipeluk hangat oleh suara zaman.
Tiket festival dapat dibeli melalui aplikasi Traveloka maupun secara langsung di lokasi (On The Spot). Informasi lengkap tersedia di www.prambananjazz.com serta akun media sosial resmi @prambananjazz di Instagram, X, Facebook, TikTok, dan YouTube. (*)