Krjogja.com - YOGYA - Paksiband kembali hadir dengan karya terbaru bertajuk “BUTA MURKA”, sebuah single yang meramu keroncong Jawa dengan sentuhan instrumen etnik, sekaligus menjadikannya medium ekspresi kegelisahan sosial.
Dikenal konsisten mengusung isu kemanusiaan lewat musik tradisi sejak 2018, Paksiband kali ini memilih jalur musikal yang lebih berani.
Baca Juga: BRI Cik Ditiro Serahkan Hadiah Simpedes ke Pemenang
“BUTA MURKA” tidak hanya mempertahankan ciri khas keroncong dengan petikan cak dan cuk, tetapi juga menyuntikkan warna baru lewat permainan flute, keyboard, hingga gamelan. Kehadiran Jaeko di instrumen gamelan memberi lapisan tekstur bunyi yang membuat komposisi terasa lebih megah dan teatrikal.
“Secara musikal, kami tetap setia dengan akar keroncong. Tapi di lagu ini kami mencoba memasukkan unsur-unsur etnik lain supaya terasa lebih hidup dan kontekstual,” ujar Paksi Raras, vokalis sekaligus penggerak utama Paksiband.
Single ini bercerita tentang legenda Jawa kuno, Raja Dewata Cengkar—sosok buta raksasa yang lalim dan akhirnya tumbang oleh tokoh yang lebih kecil. Liriknya dibalut dengan nuansa musik keroncong yang justru tidak mendayu, melainkan penuh ketegangan, seakan menghidupkan kembali mitologi itu dalam lanskap suara kontemporer.
Baca Juga: Dinilai Bermasalah, Marak Boyolali Desak Tender Proyek Jalan Pandanaran Rp 22 Miliar Diuji Ulang
Menariknya, “BUTA MURKA” juga menghadirkan semangat musik perlawanan. Jika selama ini genre seperti punk, rock, atau metal lebih identik dengan suara protes, Paksiband menunjukkan bahwa keroncong Jawa pun mampu berdiri di garis depan. “Musik tradisi bisa bersuara, bukan hanya musik modern,” kata Wawan, pemain cuk.
Dengan formasi Paksi (vokal, cak), Wawan (cuk), Dibya (bass), Bagas (drum), Irvan (flute), Rizky (keyboard), serta Jaeko (gamelan), single ini menjadi ruang eksperimen sekaligus bukti bahwa keroncong masih relevan untuk bicara banyak hal, dari legenda hingga politik hari ini.
“BUTA MURKA” resmi dirilis pada 12 September 2025 di berbagai platform digital. Video klipnya juga akan tayang di kanal YouTube Paksiband, memperkuat narasi musikal yang mereka bangun. (*)