Krjogja.com - Dewa 19 dan Slank adalah raksasa di industri musik Indonesia. Band dengan massa besar dan teregenerasi. Keduanya juga tak gegar zaman. Terus menjaga eksistensi dengan menelurkan konten-konten media sosial. Vlog dan lain-lain mereka gelantarkan, tanda bahwa mereka menolak ditelan zaman.
Lagu-lagu Dewa 19 dan Slank peka zaman, mendekam di telinga tiap generasi. Namun, Slank dan Dewa, papar Ahmad Dhani, Oktober 2022 lalu beda pasar. Sekalipun punya basis massa yang sama-sama besar, pasar mereka jauh berbeda.
“Bedanya di pasar. Kalau Dewa manggung tiketnya pasti mahal tetapi selalu full,” kata Dhani singkat.
Ceruk pendengar itu jangan disalah artikan sebagai sebuah statement yang menjurus ke ontologis: baik-buruk, besar-kecil, bagus-jelek. Bukan pula rumus perbandingan.
Dhani bicara sesuai data dan fakta, tidak ada hubungannya dengan jenis, genre, atau konten lagu. Pendengar Dewa 19 rata-rata mapan secara ekonomi dan pengakses platform dengar digital di ponsel pintar. Statistik di Spotify membuktikan hal tersebut.
Ada 8 juta listeners dan 125,5 juta streams Dewa 19 di Spotify sepanjang 2022. Pendengar bulanan mereka bahkan mencapai angka 2.453.033. Sementara itu Slank punya listeners sebanyak 2,8 juta dan 40,7 juta streams dengan 656.161 pendengar bulanan.
Banyaknya pendengar Dewa 19 diduga karena keberhasilan Ahmad Dhani dalam mengelola konten media sosial. Konten-konten dalam vlog di kanal Youtube Legend atau Ahmad Dhani dalam Berita dikemas ringan sehingga menarik minat generasi Y dan Z lalu menjadi ingin tahu lebih banyak tentang karya-karya mereka. (Desta)