Krjogja.com - YOGYA - Prosfora, band yang lahir dari Unit Kegiatan Mahasiswa Musik MMTC Yogyakarta pada 2022, kembali mencuri perhatian setelah merilis EP terbaru bertajuk “Her Name Was Earth”.
Nama Prosfora sendiri terinspirasi dari kata prosphora, roti persembahan dalam tradisi liturgi yang melambangkan ketulusan—selaras dengan perjalanan mereka yang tumbuh dari pertemuan sederhana hingga menjadi band dengan identitas musikal yang kuat.
Baca Juga: Gedung Baru Inspektorat Karanganyar Diresmikan, Perkuat Pengawasan Birokrasi
Prosfora berawal ketika empat mahasiswa—Alip, Maya, Joe, dan Abe—diminta mengisi acara buka bersama kampus. Sejak momen itu, mereka menemukan kecocokan musikal, persahabatan, dan visi yang akhirnya berkembang menjadi band dengan karakter yang unik.
Perjalanan mereka tidak selalu mulus. Formasi sempat berubah dan eksplorasi genre terus dilakukan hingga akhirnya mereka menemukan warna musik yang benar-benar merepresentasikan Prosfora: chamber dan musical theatre pop, genre yang menghadirkan kelembutan, kedalaman, dan nuansa teatrikal.
Aktif di Panggung Sejak 2022, Prosfora Tampil di Kampus Hingga Festival Kota
Baca Juga: Semeru Ancam Malang-Lumajang, di Bandung Gempa Mengguncang
Dalam rentang 2022–2025, Prosfora tampil di berbagai panggung kampus MMTC seperti Showklik, PKKMB STMM, Alinea Journalism Fest, hingga Spectapard. Mereka juga melebarkan sayap ke berbagai acara dan festival di luar kampus, termasuk:
Familiar Fest UNISA, Festival Nagih Jajan Taman Kuliner Condongcatur, Karya Indie Musik Terrace Jogja, Penampilan di mal seperti Jogja City Mall dan Sleman City Hall.
Tak hanya aktif tampil, Prosfora juga membuktikan kualitas mereka di ranah kompetisi. Mereka sukses meraih: Juara 3 IPB Band Competition, Juara 3 Lomba Cover Band FSPI UNY.
Keberagaman karakter para personel menjadi fondasi warna musik Prosfora diawaki Nur Muhammad Alip — Gitar, Mayapada Princess Eza — Vokal, Ahmad Nabiel Raharjo — Gitar, Piano, Bass, Komposer, dan Abraham Samuel Kalauserang — Drum.
Tahun 2025 menjadi babak penting bagi Prosfora dengan rilisnya EP “Her Name Was Earth”. Ada tiga lagu dalam mini album ini, masing-masing terinspirasi dari tokoh perempuan fiksi bernama Carolina, Hannah, dan Ayden.
Perempuan digambarkan sebagai simbol keindahan, seni, dan kelembutan—representasi cinta yang hangat dan hidup. Ketiga lagu tersebut adalah: Hello Hanna, Good Night, Carolina, See You Next Day, Ayden.
EP ini tidak hanya menjadi pencapaian kreatif, tetapi juga penanda arah musikal Prosfora yang semakin matang.