Krjogja.com - Lotek dan gado-gado itu cocoknya untuk makan siang, selain menyehatkan juga mengenyangkan. Kenapa menyehatkan? Karena isian lotek dan gado-gado tersebut terdiri atas sayur-sayuran segar yang banyak mengandung vitamin.
Jika Anda penggemar lotek, jangan lupa mampir ke Lotek Bu Soehardjo, Peraih Juara 1 Lomba Lotek se-Jogja. Warung lotek yang terletak di Jalan Veteran No.4, Muja Muju, Kecamatan Umbulharjo, Jogja ini mencuri perhatian pengguna jalan. Dalam spanduk yang terpasang di sana tertulis “Juara Satu Lomba Lotek se-Yogyakarta Tahun 1990”.
Terlihat sejumlah pelanggan memenuhi bagian dalam warung. Sebagian menunggu pesanan, sebagian lainnya tengah lahap menyantap menu makanan yang disajikan. Beberapa menu yang dijual yakni lotek, gado-gado, tahu telur, nasi goreng hingga empal gentong.
[crosslink_1]
Namun lotek dan gado-gadonya lah yang menjadi andalan sejak lama. Makan di sini memang bisa membuat pelanggan 'wareg' alias kenyang. Di samping harganya juga murah meriah terjangkau masyarakat Jogja.
Sri (60) selaku generasi kedua penerus usaha tersebut mengatakan jika lotek di tempatnya pernah meraih juara pertama lomba lotek yang diselenggarakan oleh salah satu kampus ternama di Yogyakarta tahun 1990.
“Jadi sejarahnya itu, waktu tahun 1990, kampus UII ngadakan lomba lotek se-DIY, dan itu lombanya khusus lotek dan pesertanya harus penjual lotek. Waktu itu yang ikutnya ibu, tapi karena sekarang sudah sepuh usianya 80 tahun, jadi saya yang jualan. Saya itu generasi kedua,” kata Sri, kepada Merdeka.com, belum lama ini.
Menurut Sri, lotek di tempatnya amat khas karena resepnya diwariskan turun temurun dari sang ibu. Itu yang kemudian membuatnya meraih juara pertama di tahun 1990 silam.
Bumbu yang digunakan memakai kacang yang diulek halus, dengan beberapa bumbu seperti bawang putih, cabai, gula, garam dan kecap. Manis gurih begitu terasa pas di lidah dengan perpaduan isi dari bayam, tauge, kacang panjang, kol, timun, tomat, tahu dan tempe.
Pelanggan kemudian bisa menambah isian lainnya, seperti telur rebus dengan ekstra biaya yang tidak menguras kantong. “Lakunya di sini merata sih, semua menu ada yang pesan. Tapi kalau awalnya cuma lotek, gado-gado dan kupat tahu,” jelas Sri.
Meraih Juara Satu dan Kalahkan 20 Pesaing
Saat ia kembali menceritakan pengalaman menang lomba 32 tahun silam, rasa dari loteknya lah yang membawanya meraih juara pertama. Menurut dia, saat itu sang ibu mampu mengalahkan sekitar 20 pesaing yang berasal dari seluruh penjuru Kota Yogyakarta.
“Kami berlomba dengan 20-an peserta saat itu. Lalu yang diambil juara satu, dua dan tiga. Sama juara harapan satu dan dua, dengan keunggulan di kami ada pada bayam yang masih ada akarnya serta ukuran kacang tanah yang besar-besar. Ini ngaruh sekali ke rasa” lanjut Sri
Panitia menetapkan penilaian yang ditentukan oleh dua faktor, yakni rasa dan hiasan tampilan lotek yang dilombakan. Ia ingat betul bahwa ibunya membawa uang sebesar Rp 90 ribu, serta sertifikat.
“Yang dilombakannya itu soal rasa dan hiasan. Dari rasa yang beda itu dan tampilannya itu, akhirnya dapat juara satu se Kota Yogyakarta dan juga dapat uang pembinaan.” jelasnya.