Usai meluncurkan formularium fitofarmaka, Wamenkes berkesempatan mengunjungi stand pameran industri farmasi di antaranya Dexa Laboratories dan berbincang dengan Dirut PT Dexa Laboratories Ferry Soetikno. Wamenkes melihat dari dekat beberapa produk unggulan fitofarmaka dari Dexa yang banyak digunakan oleh masyarakat bahkan telah merambah ekspor ke sejumlah negara.
Sementara itu Director of Research & Business Development Dexa Group, Dr. Raymond Tjandrawinata mengatakan Dexa siap mendukung formularium fitofarmaka. Diakui, selama ini Dexa Medica telah banyak melakukan penelitian mulai dari basic science hingga molecular science sampai uji klinik. “Mulai dari OHT-Obat Herbal Standar- hingga ke Fitofarmaka. Untuk itu kami menggunakan bahan alam hanya Indonesia, jadi kami telusuri untuk mendapatkan bahan alam dari seluruh kepulauan Indonesia, apa yang baik untuk dibuat untuk menjadi obat-obat fitofarmaka,†katanya.
Raymond berharap dengan diresmikannya formularium fitofarmaka, maka para dokter tidak akan canggung lagi menggunakan fitofarmaka dalam pelayanan Kesehatan. “Ini belum pernah terjadi. Para dokter takut mau pakai fitofarmaka karena memang belum diendorse oleh pemerintah,†tukasnya.
Menurutnya jika saja 5 sampai 10 persen dokter di Indonesia mau menggunakan fitofarmaka dalam resep obat yang diberikan kepada pasien, maka itu sudah sangat bagus. Dari sekitar 150 ribu dokter yang ada di Indonesia hingga kini baru sekitar 200 hingga 300 dokter saja yang sudah bersedia meresepkan fitofarmaka.
“Kita diminta banyak melakukan penelitian, tetapi pemerintah belum pernah endorse obat dalam negeri, sehingga dokter takut pakai. Sekaranag pemerintah sudah endorse, maka kami berharap akan banyak dokter mau meresepkan obat herbal dalam melayani pasien,†tandasnya.(Ati)