Tekun Jadi Agen BRILink, Lili Setiawan Mampu Sekolahkan Anak ke China

Photo Author
- Sabtu, 5 Juni 2021 | 09:11 WIB

Ketebalan es di Arktik dihitung dengan mengukur ketinggian es di atas air. Tapi pengukuran itu terdistorsi oleh salju yang mengapung. Para ilmuwan telah menyesuaikannya dengan menggunakan peta kedalaman salju di Kutub Utara yang diklaim UCL tidak memperhitungkan dampak perubahan iklim.

"Penghitungan ketebalan es laut sebelumnya didasarkan pada peta salju yang terakhir diperbarui 20 tahun lalu," kata Robbie Mallett, pemimpin penelitian tersebut.

Ia mengatakan es laut mulai terbentuk di akhir tahun, salju di atas lapisan itu harusnya memiliki waktu untuk tertumpuk.

"Kami memperhitungkan kedalaman salju yang menurun untuk pertama kalinya, dan menunjukkan bahwa es laut menipis lebih cepat dari yang kami duga," ujarnya.

Baca juga: Ahli BMKG Jelaskan Pergeseran Poros Bumi dan Perubahan Iklim

Ketegangan global

Para peneliti menggunakan satelit Badan Antariksa Eropa untuk menghitung waktu yang dibutuhkan gelombang radar untuk mengetahui dari pantulan dari es, yang memungkinkan peneliti untuk menyimpulkan ketebalan total es.

Tim UCL menghitung dengan model penghitungan salju yang dikembangkan dalam kemitraan dengan Colorado State University, Amerika Serikat.

Model itu menghitung kedalaman dan kepadatan salju menggunakan suhu udara, hujan salju dan data gerakan es, untuk melacak berapa banyak salju yang terakumulasi di es laut saat bergerak di sekitar Kutub Utara.

Hasil gabungan itu memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur tingkat keseluruhan penurunan ketebalan es, serta variabilitasnya dari tahun ke tahun. Mallett mencatat ketebalan es laut dari seluruh wilayah dianggap sangat penting karena merupakan "indikator sensitif kesehatan Arktik".

Es yang lebih tebal berfungsi sebagai selimut isolasi, untuk memfilter lautan dari pemanasan atmosfer di musim dingin, dan melindungi lautan dari sinar matahari di musim panas, katanya.

Carinya es memicu ketegangan geopolitik karena negara-negara melihat sumber daya kutub utara yang belum dimanfaatkan dengan rutinitas maritim terbaru.

Bulan lalu, negara-negara di wilayah Kutub Utara termasuk Amerika Serikat dan Rusia berjanji untuk memerangi perubahan iklim, untuk menjaga perdamaian di kawasan itu ketika kepentingan strategisnya meningkat.

----------

Biden Larang AS Investasi di Perusahaan Teknologi China

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X