DPR Desak Pengembangan Vaksin Merah Putih Dipercepat

Photo Author
- Jumat, 5 Februari 2021 | 14:25 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Komisi IX DPR meminta Kemenristek/BRIN dan Kemenkes untuk berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan agar proses pengembangan vaksin Merah Putih dipercepat.

Selain itu, Komisi IX DPR mendukung penuh hasil riset dan inovasi dalam penanganan Covid-19 di bawah koordinasi Konsorsium Riset dan Inovasi Kementerian Ristek/BRIN. Komisi IX DPR berharap Kementerian Kesehatan dapat melakukan terobosan kebijakan agar hasil riset tersebut dapat segera digunakan dalam pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan melalui katalog elektronik (E-katalog).

“Kami selaku pimpinan dan anggota komisi IX DPR mengapresiasi atas kehadiran Menristek dan paparan hasil riset yang luar biasa. Kita juga perlu terus di update apa yang sudah dilakukan dan sedang dilakukan terutama terkait Covid-19. Komisi IX berkomitmen untuk memberikan support karya riset ini agar berjalan dengan baik dan hasilnya langsung bisa digunakan,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh.

Dalam kesempatan itu Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro paparkan kemajuan hasil riset dan inovasi yang dikembangkan anak bangsa dalam rangka upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Bambang pada saat menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Rabu (3/2).

Rapat kerja ini membahas hasil riset dan inovasi dalam rangka Pengendalian Covid-19 dan vaksin Merah Putih.

“Pandemi Covid-19 yang kita hadapi saat ini merupakan momentum kemandirian riset dan inovasi Indonesia. Oleh karena itu Kemenristek/BRIN terus mendorong penguatan sinergi _triple helix_ demi kemandirian riset dan inovasi alat-alat kesehatan dan obat-obatan, dengan melibatkan berbagai pihak seperti universitas dan industri,” terang Menteri Bambang.

Sudah ada lebih dari 60 produk yang dihasilkan Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 selama satu tahun. Produk-produk tersebut dikategorikan menjadi beberapa kategori,aspek pencegahan (suplemen kesehatan/ _imunomodulator_ herbal yang telah diuji secara bertahap, dan dikembangkan menjadi fitofarmaka).

Kemudian Aspek _screening_ (Uji CePAD Antigen dan GeNose C19),dan Aspek obat dan terapi ( _Mesenchymal Stem Cell_ dan Terapi Sel Punca),Aspek sosial dan humaniora.

Lebih lanjut menanggapi pertanyaan dari para anggota Komisi IX DPR, Menteri Bambang menyampaikan saat ini peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah berhasil mengembangkan alat deteksi cepat Covid-19 yang diberi nama GeNose C19.

“GeNose sudah diuji validasinya dengan 2.000 sampel dan akurasinya sudah 90 persen. Semakin banyak dipakai alat ini akan semakin akurat karena akan selalu di update oleh tim dari UGM. Namun, hadirnya GeNose ini bukan untuk menggantikan tes usap _polymerase chain reaction_ (PCR), hanya sebagai penyaring atau _screening_ saja,” jelas Menteri Bambang.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono mengatakan, penelitian biomolekuler SARS CoV-2 merupakan hal penting karena menjadi salah satu modal kuat untuk melakukan pemeriksaan dan tindakan di hulu penanganan Covid-19. Beliau mengatakan, ada lima hal yang tengah dikerjakan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya mengurangi penularan Covid-19. Kelima hal tersebut adalah pengembangan jejaring laboratorium pemeriksaan Covid-19, penelitian biomolekuler SARS CoV-2, penelitian uji klinis obat, monitoring evaluasi efektivitas vaksin, serta penelitian diagnosis. Oleh karena itu, untuk melakukan evaluasi, Kemenkes akan melakukan tindakan implementatif lainnya untuk membuat laboratorium tersebut tersebar di seluruh Indonesia dengan lebih merata, sehingga pemeriksaan lebih terkoordinasi, efektif, dan luas.

“Itu akan kami kerjakan sehingga _testing_ di Indonesia akan lebih menggambarkan hasil lebih spesifik seluruh wilayah Indonesia, karena saat ini masu terfokus di kota besar saja. Setelah _testing_, kemudian kita melakukan _tracing_, dan akhirnya menjadi _treatment_. Jadi testing adalah modal kuat untuk melakukan _tracing_,” paparnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X