Lalu, untuk mesin PCR kita juga melalui kerja sama dengan Bio Farma sudah mampu menghasilkan kapasitas 1,4 juta per bulan. Pemerintah pun sudah menyalurkan mobile Lab-BSL 2 dengan kapasitas 600 spesimen permobil yang tersebar di beberapa RS daerah maupun RS TNI, serta ventilator buatan anak negeri yang diberikan kepada 1.000 lebih RS rujukan.
"Kita berupaya mendorong inovasi di segala aspek dari penanganan Covid-19. Mulai dari testing karena testing ini sangat critical, kemudian mengenai penanganan pasien utamanya ventilator yang masih sangat dibutuhkan di berbagai RS. Karena itu kita dorong ventilator jadi salah satu fokus inovasi," jelasnya.
Di samping inovasi alat kesehatan, menurut Bambang, untuk obat saat ini Indonesia lebih banyak mengembangkan terapi seperti terapi plasma konvalesen dengan menggunakan darah orang yang sembuh dari Covid-19 serta yang masih dalam tahap penelitian dan mulai uji coba yaitu dengan stem cell untuk menggantikan jaringan paru-paru yang rusak.
"Untuk bisa mengatasi pandemi ini dengan baik, kita perlu vaksin. Betul sudah banyak vaksin yang diuji coba dan dikembangkan di luar, tapi Indonesia dengan negara dengan penduduk 270 juta itu harus mandiri di dalam pengembangan dan penyediaan vaksin. Karena itu kami sudah memulai vaksin merah putih yang menggunakan isolat virus yang sudah beredar di Indonesia, di mana pengembangan bibit vaksinnya dilakukan oleh beberapa universitas," pungkas Bambang seraya menambahkan pernyataan Menko PMK sebelumnya.(ati)