Pemerintah Diminta Evaluasi Stok Beras Bulog

Photo Author
- Senin, 2 Desember 2019 | 04:45 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Pemerintah diminta mengevaluasi stok beras yang sudah tidak layak di Bulog. Dikhawatirkan jumlah yang harus didisposal mencapai lebih dari 20.000 ton. 

Ketidakseimbangan beras masuk dan keluar dinilai bukan disebabkan suplai yang kelewat banyak.  Serta menumpuknya beras bukan pula karena impor karena cadangan beras pemerintah (CBP) memang seharusnya mencapai lebih dari 2 juta ton.

Namun Menteri Pertanian (Mentan) Periode 2004-2009 Anton Apriyantono berpendapat, besarnya jumlah disposal disebabkan penyaluran yang terlambat. Sehingga perlu dipertanyakan manejemen penyaluran beras yang dilakukan Bulog.

“Artinya outnya terlambat. Sekarang programnya seperti apa? Kenapa enggak disalurkan itu beras?”  kata Namun Menteri Pertanian (Mentan) Periode 2004-2009 Anton Apriyantono yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kopi Nasional ini, Jumat (6/12).  

Anton menegaskan,  jumlah beras rusak yang begitu besar bukan disebabkan oleh keputusan impor. Sebab dalam pengambilan keputusan impor, biasanya didahului dengan laporan Bulog akan cadangan di seluruh gudangnya sebagai bahan perhitungan. Dari situ dapat diketahui jumlah total CBP sekaligus berapa lama stok beras itu cukup memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

Dijelaskan, persoalan yang dihadapi Bulog saat ini adalah sisi penyaluran. Semestinya, jika beras tersebut dialokasikan untuk raskin, kebutuhan pasca bencana, atau Operasi Pasar, tak ada masalah penumpukan. Jumlah 2 juta ton disebut Anton, adalah jumlah stok minimal yang harus ada di gudang Bulog. 

Dari pengalamannya, Anton mengingat, Bulog belum pernah memusnahkan stok rusak, khususnya saat dia menjabat. “Belum pernah terjadi seperti ini. Dulu kan seimbang antara yang masuk dengan yang keluar,” jelas Anton. 

Di kesempatan berbeda, Pengamat Pertanian Dwi Andreas mengatakan, senada. Dia mengemukakan, ada yang salah dengan manejemen arus beras oleh Bulog. 

Hingga 31 Oktober, jumlah cadangan beras Bulog hanya mencapai 2,29 juta ton. Sebanyak 20.000 ton yang dimusnahkan merupakan beras lama yang telah disimpan lebih dari satu tahun. Tidak disalurkan, tidak juga dilepas ke pasar. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X