Dalam hal ini, Ghafur menegaskan fokus bimbingan bukan hanya untuk perempuan atau laki-laki saja tapi kedua belah pihak. Keduanya memiliki tanggung jawab penuh jika telah menjadi orangtua. Pihaknya juga bekerja sama dengan LSM yang menyelenggarakan sekolah perempuan, namun bukan berarti tanggung jawab hanya dibebankan kepada perempuan.
"Jadi sekolah perempuan itu adalah untuk menjelaskan bahwa tanggung jawab membesarkan anak dan pekerjaan rumah tangga bukan hanya tanggung jawab perempuan sebagai istri, sebagai ibu. No. Kita sebagai laki-laki juga harus bisa mencuci baju, mencuci piring, memasak, mengasuh anak. Jadi larinya ke sana. Jadi kalau pun sekolah perempuan nanti namanya berubah bisa aja sekolah parenting," jelasnya.
Ghafur mengatakan bimbingan pernikahan online ini akan segera diluncurkan. Saat ini masih dalam proses finalisasi konten. Diharapkan 2020 bisa diluncurkan. Kendati ada bimbingan online, bimbingan secara langsung juga tetap ada. Namun bimbingan online bertujuan untuk lebih mempermudah calon pengantin.
"Ini kita hanya memudahkan dengan adanya teknologi seperti aplikasi. Ini khusus untuk bimbingan perkawinan tapi bukan aplikasi ini tetap seperti website jadi bisa diklik siapa yang membutuhkan bimbingan perkawinan," jelasnya.
Dengan adanya bimbingan pernikahan yang mudah diakses ini, diharapkan dapat menekan angka perceraian. Tujuan lainnya adalah untuk mencegah pernikahan dini. Pihaknya juga akan menyiapkan penyuluh yang bisa langsung berinteraksi dengan calon pasangan.(ati)