JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pembangunan di Indonesia saat ini membutuhkan keterlibatan banyak insinyur yang bermutu.
Karena itu, Menristekdikti mengapresiasi upaya dan keterlibatan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam menjamin mutu pendidikan teknik dan profesi keinsinyuran. Dengan adanya lembaga akreditasi mandiri untuk pendidikan teknik dan sertifikasi profesi keinsinyuran diharapkan kualitas insinyur Indonesia diakui dan dapat bersaing di tingkat global.
“Saya memberikan apresiasi kepada PII yang telah memiliki lembaga akreditasi mandiri untuk pendidikan teknik dan serifikasi profesi kensinyuran, tidak hanya skala nasional namun dalam skala international. Saya berharap apa yang dilakukan oleh PII dalam berkontribusi kepada negara,†ucapnya pada saat memberikan sambutan pada acara Pembukaan Kongres Luar Biasa dan Rapimnas PII di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta ,Selasa (10/9).
Lebih lanjut Menristekdikti menyebutkan bahwa PII berperan penting di profesi insinyur. PII diharapkan dapat menyiapkan insinyur-insinyur muda sarat kompetensi di era Revolusi Industri generasi keempat (4.0).
Menristekdikti berharap dengan terbitnya undang-undang keinsinyuran, PII sebagai asosiasi dapat menjalankan fungsinya dalam pengawasan profesi insinyur. “Tentu kita semua lega akhirnya Undang-Undang Keinsinyuran terbit pada tahun 2014. Saya berharap dengan landasan hukum yang jelas, PII dalam menjalankan fungsinya. Ada aturan kode etik dan rule of conduct yang dimiliki oleh PII. Jadi, jika ada insinyur yang bermasalah, PII bisa memberikan sanksi sesuai dengan kode etiknya,†jelasnya.
Ketua umum PII yang juga menjabat Chairman of ASEAN Federation of Engineering Organizations (AFEO), Heru Dewanto mengungkapkan insinyur Indonesia saat ini memasuki era transformasi setelah disahkannya UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran dan PP Nomor 25 Tahun 2019 yang merupakan turunan dari undang-undang tersebut.Â
“Penerbitan peraturan pemerintah (PP) ini membuka horizon baru bagi profesi insinyur. Ini bukan hal baru, tapi Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain, kalau di Malaysia mereka sudah lama punya sertifikasi praktek keinsinyuran,†ujarnya.