Ia menjelaskan PII telah mulai bekerja mencetak insinyur-insinyur baru Tanah Air walau jumlahnya masih kalah dari negara lain di Asia. Dari data yang dimiliki PII, jumlah insinyur di Indonesia sebanyak 2.671 per satu juta penduduk, di Malaysia sekitar 3 ribuan insinyur, di Vietnam 5 ribuan insinyur, sementara di Tiongkok lebih dari dua kali lipatnya.
Heru menambahkan dengan adanya pengesahan UU dan PP Keinsinyuran, profesi insinyur kini tak lagi menjadi monopoli mereka yang bergelar sarjana teknik. Ia mengungkapkan lulusan D4 keteknikan juga bisa menyandang gelar insinyur profesional, bahkan diakui dunia internasional.
“Sertifikasi yang dijalankan PII sudah disetarakan di tingkat ASEAN dan Asia Pasifik. Artinya mereka yang sudah mendapatkan sertifikat insinyur profesional madya dianggap setara dengan insinyur di ASEAN dan seluruh Negara Asia Pasifik. Ini gerbang insinyur ke panggung internasional,†kata Heru.
PII yang telah tergabung dalam ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) akan menggelar Konferensi Organisasi lnsinyur se-ASEAN ke-37 (CAFEO37) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 11-14 September 2019.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo, Wakil Ketua Umum PII Danis Hidayat Sumadilaga, Sekretaris Jenderal PII Teguh Haryono, serta pengurus PII lainnya, dan ratusan insinyur perwakilan PII dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.(ati)Â