Dipaparkan, dengan ada kenaikan harga tiket dan bagasi berbayar ini, yang sangat terkena dampaknya adalah UMKM di Lombok. Pasalnya para wisatawan tidak berani membeli produk UMKM karena harga bagasi lebih mahal dari harga tiket orangnya.
“UMKM lah yang paling terdampak dengan adanya kenaikan tiket dan bagasi berbayar . Siapa yang mau beli produk UMKM kalau nanti harga bagasinya lebih mahal dari harga tiket orangnya,†tegasnya.
Kalau untuk hotel, tambahnya, saat ini akufansinya atau tingkat hunian sekitar 30-40 persen. Hal ini karena adanya agenda dari pemerintah yang melakukan MICE di Lombok.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani, mengatakan, NTB atau Lombok-Sumbawa sengaja terus diangkat Kemenpar karena wilayah ini menjadi branding wisata halal.
“Mendekati bulan Ramadhan, pada kesempatan ini kami juga akan mempromosikan salah satu _Calendar of Event_ (CoE) di NTB, yang merupakan salah satu dari 100 Top Event National, yaitu Pesona Khazanah Ramadhan Lombok Sumbawa 2019. Hal ini untuk menegaskan _branding_ destinasi wisata halal di Nusa Tenggara Barat.†Ujarnya.
CFD Lombok-Sumbawa 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata ini juga menyajikan atraksi budaya, di antaranya Tari Gandrung Lombok, Tari Lenggo Mbojo, Tari Siermale, dan Tari Wura Bongi Monca yang dibawakan oleh Tim Kesenian Eschoda Management.Â
Beberapa waktu lalu Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal atau _halal tourism_ terbaik dunia 2019 oleh standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia. Sementara berdasarkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), Pulau Lombok di NTN terpilih sebagai destinasi wisata halal terbaik mengungguli 10 destinasi lain di Tanah Air.
"NTB adalah salah satu destinasi wisata terbaik bagi traveler muslim yang ingin melakukan perjalanan wisata pada bulan puasa, apalagi, dengan adanya event Pesona Khazanah Ramadhan 2019 yang digelar 8-25 Mei 2019," jelas Rizki. (Lmg)