JAKARTA, KRJOGJA.com - Indeks keberdayaan konsumen (IKK) Indonesia yang meningkat dari paham menjadi mampu. Saat ini pun target IKK menjadi ke angka 45 pada 2019, dari sebelumnya 40,41 pada 2018.
Naiknya IKK ini berdampak positif bukan hanya kepada konsumen tetapi juga peningkatan kualitas dan daya saing produk. Pasalnya, konsumen yang semakin cerdas akan hak-haknya tidak akan menerima produk maupun jasa secara sembarangan.Â
“Pasalnya, naiknya IKK menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia semakin mengerti hak mereka dalam membeli barang,†kata ekonom dari Universitas Sam Ratulangi Agus Toni Poputra, di Jakarta, Selasa (19/3).Â
Dikatakan, naiknya IKK juga menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat. Selain itu pemerintah juga menyediakan berbagai regulasi untuk bisa meningkatkan IKK tersebut.Â
Menurutnya, beberapa hal yang dipandangnya membuat IKK mampu meningkat adalah adanya tertib ukur untuk timbangan-timbangan di pasar yang memang tengah digencarkan Kementerian Perdagangan. Di samping itu, ada juga Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) yang bisa menjadi wadah untuk konsumen melaporkan penyimpangan transaksi yang ada dalam perdagangan.Â
“Sudah bagus. Cuma ke depan memang harus diperluas karena kayak tertib ukur kalau tidak salah baru satu provinsi satu kota besar. Ke depan Kemendag mungkin bisa melatih SDM-SDM di daerah supaya bisa lebih paham aturan,†tuturnya lagi.Â
Aturan yang ada saat ini pun dinilai Agus sudah cukup baik untuk bisa mengejar target IKK menjadi ke angka 45 pada 2019, dari sebelumnya 40,41 pada 2018. Hanya saja perlu implementasi aturan yang lebih tegas agar tiap pihak memenuhi aturan tersebut, mulai dari aturan tertib ukur sampai perdagangan saham.Â
