JAKARTA, KRJOGJA.com - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), harus bisa tembus pasar ekspor. Demikian diutarakan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT, Samsul Widodo di Jakarta, Rabu (6/3/2019).Â
"Oleh karena itu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendorong produk-produk yang berada di bawah koordinasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk bisa langsung diekspor. Pemerintah pusat menargetkan masing-masing BUMDes di setiap provinsi memiliki produk yang sudah siap ekspor," ujar Samsul Widodo.
Setiap provinsi ditargetkan memiliki produk BUMDes yang siap diekspor supaya mereka bisa menjadi tempat belajar bagi BUMDes lainnya.
"Yang paling penting adalah membangun kesadaran kepada pemerintah daerah bahwa ekspor itu tidak susah, asal ada yang membimbing, salah satunya kerjasama dengan Alibaba ini," ujarnya .
Samsul melanjutkan, Kemendes PDTT akan mempunyai program bagaimana membimbing pemerintah daerah untuk bagaimana desa-desa itu bisa langsung ekspor. Dia berharap peran BUMDes menjadi penting karena untuk konsolidasi produk supaya skala ekonominya bisa diterima.
Dalam mewujudkan hal tersebut, Kemendes PDTT bekerjasama dengan ATT, Alibaba Indonesia untuk ikut memfasililtasi mulai dari dokumen, supervisi produk, kualitas, dan sistem pembayaran termasuk logistik untuk pengangkutannya. Saat ini ada sekitar 30 kabupaten, dan siapa yang siap duluan itu yang akan dipraktekan.
"Yang sudah jalan perikanan seperti kepiting, rajungan di Konawe dan diekspor ke Hongkong. Kita sudah coba kepiting di Sulawesi Tengah dan berharap ada produk-produk lain seperti esensial oil avocado, tepung pisang dan lain-lain. Kami coba untuk kelor. Ada minta tepung dan daun kering juga. Mereka sudah ekspor tapi kami coba fasilitasi supaya pasarnya agak lebih luas," terangnya.