Rakor SPI, Antisipasi Penyimpangan di Ditjen PSP

Photo Author
- Selasa, 26 Februari 2019 | 06:06 WIB
Istimewa
Istimewa

BOGOR, KRJOGJA.com -Direktorat Jenderal Prasarana dan Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan Rapat Koordinasi Tim Satuan Pelaksana Sistem Pengendalian Internal (SPI).

Rakor yang digelar di Bogor, Sabtu (23/2) ini dalam rangka mengawal pencapaian target kinerja Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian serta peningkatan maturitas SPIP dalam mendukung kinerja Kementan Tahun Anggaran 2019.

Hadir dalam rakor Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Justan Siahaan dan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy.

 

Pengendalian internal secara komprehensif sangat penting untuk Target Kinerja tercapai dengan tingkat akuntabilitas yang optimal. Hal ini menunjukkan tingkat maturitas penyelenggaraan SPI di lingkup Ditjen PSP berjalan dengan baik.

 

Pada Tahun 2018, Kementan mencapai tingkat maturitas SPIP pada kriteria “Terdefinisi” dengan nilai 3,036 yang artinya Kementan telah melaksanakan praktek pengendalian internal dan terdokumentasi dengan baik. Sebagai salah satu bentuk kepemimpinan yang kondusif, yang menjadi salah satu sub unsur penilaian maturitas SPI.

 

Pada kesempatan tersebut, Justan menyampaikan arahan terkait dengan U-Theory yang dikembangkan oleh Otto Chramer dalam mewujudkan maturitas penyelenggaraan SPIP di lingkup Kementan. Dalam U-theory untuk mewujudkan visi Kementan menjadi Lumbung Pangan 2045, maka diperlukan 3 tahap yang harus menjadi perhatian seluruh unsur yang terlibat dalam mewujudkan visi tersebut.

"Pertama, open mind by seeing with the fresh eyes. Yaitu membuka wawasan dengan melihat secara langsung apa yang terjadi di lapangan khususnya para pimpinan agar penetapan kebijakan langsung tertuju pada sasaran," ujar Justan.

Kedua, open heart by sensing from the field. Yakni pada saat berada di lapangan, maka kita akan merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat petani. Sehingga kebijakan yang ditetapkan betul-betul focus dan tepat sasaran. "Dan ketiga, Open Will by presencing bonding to the source. Yaitu enghadirkan diri dalam setiap permasalahan yang terjadi untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil," sebut Justan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X