Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi di Laut Selatan Jateng-DIY

Photo Author
- Minggu, 6 Januari 2019 | 17:13 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Gelombang tinggi diperkirakan masih berpotensi di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga tanggal 9 Januari 2019, kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo dalam rilis yang diterima KRJOGJA.com, Minggu (6/1 2019)

"Selain karena sedang berlangsung musim angin baratan, kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh badai dan pola tekanan rendah. Saat ini di Laut Karang sebelah utara Queensland, Australia,  terdapat badai 'Penny' dengan tekanan di pusatnya mencapai 990 hectopascal (hPa), sedangkan di Laut Andaman terdapat badai 'Pabuk' dengan tekanan di pusatnya mencapai 1.004 hPa," ungkapnya.

Sementara di Samudra Hindia selatan Pulau Bali, kata Teguh pola tekanan rendah yang mencapai 1.011 hPa di pusatnya. Interaksi antara dua badai dan pola tekanan rendah tersebut berdampak pada peningkatan kecepatan angin yang bertiup di atas wilayah Indonesia. "Pola angin di selatan wilayah Indonesia umumnya bergerak dari arah barat daya hingga barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot," katanya.

Dia menjelaskan peningkatan kecepatan angin tersebut berpotensi memicu terjadinya gelombang tinggi di wilayah perairan selatan Jateng-DIY maupun Samudera Hindia selatan Jateng-DIY. Karena itu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk wilayah perairan selatan Jateng-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY yang berlaku hingga tanggal 9 Januari 2019.

Dalam hal ini, tinggi gelombang 2,5-4 meter berpotensi terjadi di perairan selatan Cilacap hingga Yogyakarta dan Samudra Hindia selatan Jateng-DIY.

"Kami mengimbau wisatawan yang berkunjung ke pantai untuk berhati-hati dan tidak berenang atau mandi terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas agar terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya.

Teguh Wardoyo mengingatkan semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter.

"Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X