Dari hasil scoring tersebut Arman berharap, “Bila sebuah puisi di masa mendatang secara resmi diakui di dunia dapat digunakan sebagai salah satu terapi dan mulai digunakan di rumah sakit, perawatan oleh keluarga di rumah-rumah dan rawat jalan, maka diperlukan standarisasi kualitas puisi sesuai dengan tujuan terapi. Sehingga kelak dapat disusun level rekomendasi Evidence Based Medicine.†Paparnya.
Buku Neuro-Poetry yang ditulisnya setebal 160 halaman, dengan ukuran buku 14 x 24 Cm sangat membantu kaum awam mendalami puisi-puisi yang bisa digunakan untuk terapi. Bagi penyair, metode telaah puisi berbasis Fungsi Luhur ini bisa dijadikan sebagai wahana menulis puisi untuk membantu penyembuhan atau paling tidak mereduksi tingkat stress dan depresi para penderitanya.
Bagi perorangan (awam maupun penyair), lembaga pendidikan dan lembaga pengelola klinik/rumah sakit yang ingin mendalami metode Neuro-Poetry dan Penulisan Puisi Terapis bisa menghubungi Dr dr Arman Yurisaldi Saleh MS SpS melalui Yayasan Rayakultura, e-mail: [email protected]. (Naning Pranoto, penyair)