Prosesi dilakukan pada pukul 20.00 WITA. Dengan suasana gelap hanya diterangi obor-obor api. Ritual ini menjadi tontonan menarik bagi masyarakat dan wisatawan yang datang.
Walikota memberikan apresiasi atas digelarnya prosesi adat Ake Dango.
“Kegiatan ini penting dan patut mendapat dukungan semua pihak, karena terkait langsung dengan upaya pemerintah daerah mengembangkan Tidore Kepulauan sebagai daerah wisata di Indonesia,†tutur Ali.
Menurutnya, Kesultanan Tidore bersama masyarakat adat telah memberi sumbangan besar dalam perkembangan peradaban masyarakat Kota Tidore Kepulauan. Ada nilai-nilai yang dikembangkan sebagai budaya dan peradaban asli. Seperti Fomagogoru se Madodara, Maku Waje, Maku Toa Soninga, Maku Sogise, Maku Digali, Maku Duka.
"Nilai-nilai yang bermakna kerjasama untuk kepentingan bersama tersebut, terbukti telah membentuk karakter masyarakat. Juga menjadi modal sosial yang sangat penting. Terutama bagi keberhasilan pembangunan di Kota Tidore Kepulauan. Sebab dengan nilai-nilai ini masyarakat kita dapat hidup dengan rukun, damai, aman dan harmonis,†tuturnya.
Walikota Ali Ibrahim mengaku menaruh perhatian besar dalam pengembangan Adat Se Atoran, beserta kelembagaannya. Hal ini tercermin dari salah satu misi, yaitu Penguatan Adat, Budaya dan Nilai-nilai Kearifan Lokal, sebagai Modal Sosial untuk mendorong Akselarasi Pembangunan Pariwisata Daerah.
“Semoga prosesi adat Ake Dango semakin mempererat rasa kebersamaan dan kerjasama antara sesama. Serta menuju visi â€Mewujudkan Kemandirian Kota Tidore Kepulauan Sebagai Kota Jasa Berbasis Agro-Marineâ€,†ujarnya.