Termasuk mengakomodir jenis buku apa saja yang dibutuhkan masyarakat desa. Khususnya, untuk peningkatan kapasitas masyarakat desa, peningkatan dasar keterampilan dan sebagainya.
Sehingga bisa mengelola sumber daya di desa. Ruang lingkup kerja sama ini yaitu melakukan kajian tentang budaya baca masyarakat dan kebutuhan bahan bacaan.
"Kita pertemukan antara Kemendes  PDTT dengan para penerbit dan penulis. Kemudian seberapa besar dan bagaimana mekanismenya. Peran Perpusnas yakni agar Kemendes tidak akan kesulitan menemukan buku-buku yang diperlukan di desa. Kemendes PDTT siapkan infrastruktur perpusnya, buku dan kontennya bisa diakses melalui Perpusnas," katanya.
Syarif mengatakan, dalam hitungannya rasio satu buku secara umum, ditunggu oleh lima ribu orang. Sedangkan untuk rasio satu buku di desa, ditunggu 15 ribu orang. "Artinya, kawasan pedesaaan masih kesulitan mendapatkan buku-buku, koran, dan literasi lainnya yang terbaru," jelasnya. (Ati)