JAKARTA, KRJOGJA.com - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) makin gencar dalam mewujudkan regenerasi di sektor pertanian. Kali ini, HKTI akan bekerja sama dengan pesantren Miftahul Huda di Tasikmalaya, Jawa Barat untuk membentuk Santri Tani pada 17-18 Februari 2018.Â
Bentuk kerja samanya nanti, HKTI akan melakukan pelatihan dan pendampingan kepada para santri yang mondok di pesantren-pesantren, agar para santri itu bisa mandiri dan narasumber utama bagi masyarakat dalam mengembangkan pertanian.
Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko akan menerjunkan sumber daya yang dimilikinya untuk mendorong ketahanan pangan nasional. Termasuk dalam memberdayakan para santri yang akan dipersiapkan terjun ke dunia pertanian.Â
“Kami punya badan otonom yang terdiri anak-anak muda yang terjun ke pertanian, mereka akan bisa bersinergi dengan santri-santri dan menjadi centre of gravity masa depan,†kata Moeldoko, Jumat (16/2/2018).
Menurut Moeldoko, kedaulatan pangan menjadi hal penting yang harus diperhatikan, jika Indonesia ingin menjadi negara modern. Pengembangan pertanian, terutama tanaman pangan seperti beras menjadi skala prioritas yang tak bisa dipungkiri lagi.
"Santri juga harus bisa menjadi garda depan untuk mendampingi petani-petani di Indonesia. Kalian harus belajar banyak dan merasakan betul bagaimana menjadi petani," kata Moeldoko.Â
Pembukaan Workshop Santri Tani yang pertama ini akan diikuti 400 Petani Muda berbasis pesantren. Saat ini, workshop hanya diikuti para santri dan mantan santri dari Pondok Pesantren Miftahul Huda yang beralamat di Jl. Miftahul Huda, RT.05 / RW.02, Pasir Panjang, Kalimanggis, Manonjaya, Kalimanggis, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat.Â
Sebagai pembicara, selain Moeldoko, juga ada GM Alfamart Bidang Proyek Pangan, Joseph Rudianto yang akan berbicara tentang "Masa Depan Petani & Pertanian Indonesia". Sementara Avanti Fontana PhD. akan menjadi pengarah pelatihan.