Ditanyai soal akibat dari mengonsumsi telur yang rusak, Sacramento menuturkan bahwa konsumsi telur dengan kualitas buruk akan menyebabkan terganggunya sistem pencernaan.
"Karena telur sudah rusak dan kita memakannya, maka, itu bisa menyebabkan gangguan-gangguan dalam pencernaan kita," tuturnya.
Selain itu, Sacramento mengungkapkan bahwa BPOM dan Dinas Ketahanan Pangan sudah melakukan penelusuran mulai dari penjual hingga ke peternakan telur.
"Kita sudah telusuri dimana telur itu awalnya dibeli, juga sudah disampel dan periksa. Kalau ada masalah tentu ditarik. Tapi kalau tidak ya tidak ditarik. Lalu, agen telur dan peternak sudah kita telusuri juga," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga bernama Noermansyah melaporkan adanya temuan telur yang diduga sintetis berbahan plastik dan karet. Telur itu dia dapatkan dari sang istri yang membeli telur itu di Pasar Padang Bulan Medan.
Kecurigaan akan kualitas telur tersebut pertama kali muncul akibat burung kenari peliharaan Noermansyah tak mau mengkonsumsi telur rebus yang diberikan Noermansyah. Padahal biasanya burung peliharaannya itu sangat suka dengan telur rebus, khususnya bagian kuning telur. Saat diperiksa, bagian telur itu kenyal seperti karet dan bagian kuningnya sama sekali tak berbau amis. Temuan itu pun kemudian disampaikan kepada para awak media dan ikut menjadi viral di media sosial. (*)