IOA Dorong Pemerintah Tunda Pembubaran Satlak Prima

Photo Author
- Rabu, 11 Oktober 2017 | 05:14 WIB

JAKARTA (KRjogja.com) - Indonesia Olympians Association (IOA) berharap kepada pemerintah dalam hal ini Kemenpora menunda pembubaran Satlak Prima. Penundaan itu diharapkan berlangsung hingga pelaksanaan Asian Games 2018 berakhir, mengingat bakal berdampak besar pada persiapan atlet.

Ketua Umum IOA Richard Sam Bera di Jakarta, Selasa, mengatakan yang terpenting saat ini adalah bagaimana memangkas proses birokrasi. Terutama dalam hal pencairan dana yang selama ini menjadi kendala utama saat atlet menjalani pemusatan latihan

"Dana atlet Prima berasal dari APBN dan sering terlambat pencairannya. Oleh karena itu yang terpenting saat ini adalah solusi pemangkasan birokrasi penyaluran dana untuk atlet, bukan pembubaran lembaga Prima yang mengurus persiapan atlet menuju multi event," katanya.

Menurut dia, membubarkan Satlak Prima saat ini dinilai kurang tepat karena pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang tinggal 10 bulan lagi. Jika dibubarkan maka akan memunculkan masalah baru mengingat dana untuk Satlak Prima juga sudah diputuskan oleh DPR RI.

Untuk itu, kata dia, pemerintah diharapkan lebih fokus dalam memantau persiapan atlet yang diharapkan mampu menyumbangkan medali pada kejuaraan empat tahunan itu, daripada mencari lembaga mana yang harus dibubarkan pasca-kegagalan di SEA Games 2017.

 "Selama ini pola kerja pemerintah yang berbirokrasi panjang adalah kontrak produktif terhadap persiapan atlet Indonesia. Untuk itu fokus harus di sini dulu. Jika Satlak Prima perlu dibubarkan, nanti setelah Asian Games. Kalau saat ini kami kira kurang tepat," kata mantan atlet renang Indonesia itu.

Apa yang disampaikan oleh Richard Sam Bera didukung oleh olimpian lainnya yaitu Lukman Niode. Menurut dia, yang lebih penting saat ini adalah atlet akan menjalani pemusatan latihan, di mana mengingat calon lawan juga sudah mempersiapkan diri dengan baik.

"Atlet adalah ujung tombak meraih medali. Makanya saat ini fokusnya ke try out. Misal Triyaningsih dan Agus Prayogo dikirim ke Kenya, balap sepeda ke Australia dan Belanda atau menembak ke Jerman. Itu yang lebih penting," katanya Lukman Niode.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X