Di Belakang Penulis yang Hebat Ada Editor yang Kuat

Photo Author
- Rabu, 13 September 2017 | 10:03 WIB

MINGGU-minggu ini para penulis dibanjiri doa, bahkan dari sesama penulis agar pemerintah tergerak hatinya untuk mengangkat hajat hidup penulis dengan meninjau kembali kebijakan pajak royalti buku. Untunglah kita memiliki Menkeu, Ibu Sri Mulyani, yang berempati setelah dua orang penulis pesohor negeri ini memberikan pernyataan dan komentar soal royalti buku.

Beliau langsung tanggap dan mengundang para penulis untuk bertatap muka, sekaligus berdiskusi. Doa para penulis dan pelaku perbukuan pun menggema bersamaan dengan harapan diperhatikannya keluhan Tere Liye dan paparan Dewi Dee soal pajak royalti.

Di balik doa para penulis, ada juga doa para editor yang sosoknya tidak pernah tersibak dalam gemerlap kesuksesan sebuah buku. Para editor itu mendoakan penulisnya sukses dan sejahtera. Tidak lupa juga mereka mendoakan agar Tuhan menggerakkan hati pemerintah, penulis, dan penerbit untuk juga memperhatikan nasib para editor.

Sang editor selalu ada di belakang layar dan di balik panggung menanti dengan harap-harap cemas penampilan sebuah buku yang mengangkat nama pengarang/penulisnya. Mengapa? Sebab di dalam sebuah buku ada campur tangan kreativitas seorang editor yang memastikan para pembaca nyaman dan senang membaca sebuah buku.

Hanya Tuhan, orang-orang penerbit, dan (mungkin) petugas perpustakaan yang tahu siapa editor di balik sebuah buku. Begitulah nasib seorang editor bahwa di tengah hiruk pikuk kehebatan sebuah buku, kehadirannya luput dari perhatian meskipun ia menjadi tulang punggung suksesnya sebuah buku di penerbit.

Tidak ada pembaca yang betul-betul memperhatikan namanya di halaman keterangan penerbitan (imprint). Bahkan, ada juga penerbit yang enggan mencantumkan nama editornya—mungkin takut kalau bukunya bagus, editornya bakal dibajak penerbit lain. 

Tangan dingin seorang editor kerap mampu melahirkan buku-buku hebat, sekaligus melejitkan penulisnya. Bahkan, editor pun berperan untuk menemukan talenta-talenta penulis andal. Tokoh seperti Sutan Takdir Alisjahbana dan H.B. Jassin adalah para editor andal pada zamannya.

Pada masa setelah itu tersebut beberapa nama editor andal, seperti Pamusuk Eneste, Frans M. Parera, Sofia Mansoor, Mula Harahap, dan Dadi Pakar. Beberapa editor andal juga ada yang telah menduduki posisi puncak di penerbit, sebagai GM ataupun direktur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X