INGINÂ melihat air terjun? Di Purwosari, Kulonrogo ada yang disebut dengan Curug Glimpang. Disebut Glimpang, karena bentuknya yang unik pada kemiringan 45 derajat sehingga seolah-olah ambruk.
Desa Purwosari tersebut nantinya termasuk yang dilewati jalur 'bedah menoreh', jalan yang menghubungkan Kulonprogo dengan Borobudur. Sebagai desa wisata yang tumbuh dan didampingi manajemen Hotel Hyatt Yogya, kini mulai banyak dikunjungi tamu yang menginap. Karenanya sejumlah home stay mulai dibuat. Sebagian adalah rumah penduduk, sebagian lagi memang diciptakan.
Kebanyakan wisatawan yang bermalam, bisa aktif misalnya membuat makanan khas berupa geblek, makanan terbuat dari tepung kanji. Membuat gula aren, penyerbukan salak, memerah susu kambing etawa. Kambing etawa menjadi ikon desa tersebut. Atau bagi yang tertarik kesenian, bisa belajar menabuh gamelan serta tarian khas seperti Angguk dan Jathilan.
Sepanjang perjalanan, kita bisa menggunakan sepeda motor atau jalan kaki. Karena jalanan memang kecil, namun sudah dikeraskan. Tetapi jalan kaki kita bisa menemui aneka tumbuhan. Ada bunga helicona, warnanya yang merah menyeruak di antara hijaunya pepohonan.
Sebenarnya desa wisata Purwosari lahir dari keprihatinan warga. Yakni adanya penambangan batu kapur di Bukit Jaran yang jika dilakukan terus menerus bisa mengancam ekosistem serta makin berkurangnya debit air sungai dan mata air. Maka dengan desa wisata, sekarang banyak penambang batu yang  beralih profesi menjadi pemandu atau membuat masakan yang dijual ke pengunjung.
"Itu sebabnya kami punya komitmen membantu kemajuan Desa Wisata Purwosari melalui pariwisata," kata General Manager Hotel Hyat Yogyakarta, Nurcahyadi yang kemudian menggagas melahirkan Ayunan Langit yang ternyata menarik perhatian.
Mengunjungi Desa wisata Purwosari, jangan lupakan kulinernya. Sejumlah makanan dari tepung kanji atau ketela diolah dengan khas. Geblek misalnya, dibuat dari tepung kanji seperti cincin bersambung mirip angka 8. Dengan bumbu yang khas, maka gebleK bisa dinikmati yang tidak digoreng atau yang sudah digoreng.
Sebenarnya geblek termasuk makanan khas Kulonprogo. Di Purwosari, pengunjung bisa makan atau ikut terlibat membuatnya. "Kami sudah menyiapkan semuanya," kata Kiswantoro.Â