Adit merasa tertarik dengan sejarah terutama pembangunan candi karena ayahnya dulu sering mengajak jalan-jalan mengunjungi berbagai candi dan menceritakan legenda atau cerita-cerita tentang pembangunan candi tsb. Dan dia punya ketertarikan juga di bidang komputer programming sehingga bisa memadukan kedua minatnya tersebut menjadi karya yang bermanfaat.
“Saya masih terus menyempurnakan alat ini. Pengembangan selanjutnya saya akan arahkan ke open source sehingga bisa di-download gratis oleh masyarakat,†tutup Adit.
Menarik ya berbincang dengan anak muda yang tidak hanya melek teknologi tapi juga tidak melupakan sejarah. Seperti juga tiga anak muda yang saya temui berikutnya, para Duta Museum Jogja.
Duta Museum DIY
Andhita, Kuncoro, dan Nusi mengajak saya berkeliling di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Selain menyaksikan berbagai koleksi yang dipamerkan, mereka juga dengan penuh antusias menceritakan ketertarikan pada museum yang mungkin langka didapati pada anak muda kita.
 “Tahun 2014 adalah awal pertama kali diselenggarakan Duta Museum sebagai gebrakan baru dari Dinas Kebudayaan DIY. Karena belum terlalu tahu tentang museum saya malah tertarik banget kenapa ini dikompetisikan. Setelah jadi Duta Museum 2014, saya menjadi makin cinta museum..dulu cintanya 30% sekarang jadi 100%,†ujar Andhita yang disambut cerita yang nyaris sama oleh Kuncoro dan Nusi.