Langsung Menusuk ke Jantung Wisman Timur Tengah

Photo Author
- Selasa, 6 September 2016 | 08:51 WIB

KUALA LUMPUR (KRjogja.com) - Bukit Bintang, Kuala Lumpur itu semacam down town-nya Malaysia. Seperti Ginza-nya Tokyo, Orchard Road-nya Singapore, Qianmen Street-nya Beijing, atau Champ Elysees-nya Paris. 

Tempat jalan-jalan santai, lengkap untuk belanja barang branded, bersantai minum di café dan resto, mendengarkan music, menyedot asap shisha, ada street food di tempat terbuka. Di sinilah tempat favourite wisatawan keluarga asal Timur Tengah ke Negeri Jiran Malaysia. Bagi pariwisata Malaysia, Bukit Bintang itu seperti jantungnya destinasi Malaysia dengan originasi Middle East. Sepanjag jalan, lorong, café, resto, tempat minum, dan clubbing berseliweran orang-orang Arab. 

"Pasangan muda-mudi, keluarga dengan anak-anaknya, menikmati suasana gemerlapnya Kuala Lumpur. Dari sinilah kami mencuri perhatian dengan promosi Wonderful Indonesia," ujar Menpar Arief Yahya.

Di lokasi inilah, ranjau-ranjau branding Wonderful Indonesia ditanam di 7 penjuru mata angin, yang hampir pasti tidak pernah diduga oleh siapapun. Konsep Explore Exotic Indonesia Street Festival di Bukit Bintang, Kuala Lumpur ini benar-benar beda, unik dan belum pernah dilakukan di manapun. “Areanya satu kawasan, semacam SCBD itu. Titik aktivitasnya 7 spot, dan masing-masing punya karakter yang khas Indonesia,” ungkap Arief Yahya yang Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.

Hasil yang luar biasa, kata Arief, memang tidak bisa ditempuh dengan cara-cara biasa. Hasil yang luar biasa, hanya bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa. Filosofi inilah awal dari konsep Street Festival ini digelar. Kalau Anda berada di Loh 10, Starhill Gallery Terrace, Fahrenheit Shopping Center, Sephora Walkway, Isetan, akan menemukan sensasi yang “Bhinneka Tunggal Ika.” Berbeda-beda tetapi tetap Wonderful Indonesia.

Kelihatan sekali, festival ini didesain dengan sangat serius. Dipikirkan detail sampai ke impact psikologis-nya, melalui sentuhan teste Wonderful Indonesia. Ini baru kali pertama dilakukan tim promosi Kemenpar, melakukan mempromosikan destinasi pariwisata dengan cara yang sangat halus dan tidak terasa menyentuh perhatian public di sana.

Mengapa di Bukit Bintang, Kuala Lumpur? “Ada tiga alasan. Pertama, lokasi ini adalah tempat favourite-nya wisman Timur Tengah di Malaysia. Timur Tengah punya spending lebih besar, USD 1.500 sampai USD 1.750 per kunjungan. Dan jumlah kunjungan orang Arab ke Malaysia jauh lebih besar dari yang Indonesia. Kita menjaring di kolam ikan di Bukit Bintang,” jelas Arief Yahya.

Kedua, lokasi itu juga menjadi favourite wisman non Arab, seperti China, dan Eropa,  terutama di sekitar Jalan Alor. Ada street food, pusat jajan di pinggir jalan yang bersih dan tidak ada bau sampah. Juga puluhan spa refleksi sepanjang jalan yang tidak dibuat remang-remang, kaca bening, dengan penataan yang rapi. “Selain promosi, kami juga pelajari apa yang membuat wisman itu betah di Kuala Lumpur,” kata Marketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X