Ketiga, Malaysia adalah market utama originasi nomor dua terbesar ke Indonesia setelah Singapore. Ada kedekatan budaya, sesama orang Melayu, dan posisi geografisnya cukup dekat, tidak harus melalui udara. Soal budaya, Indonesia jauh lebih kaya dan beragam. Karena itu, acap kali bersinggungan soal klaim batik, keris, angklung, reog, lagu Rasa Sayange dan Terang Bulan, yang dianggap milik Malaysia. “Kita tidak perlu pusing untuk mengcounter. Kita cukup menghibur mereka dengan menampilkan aslinya, menunjukkan originalnya di hadapan mereka. Biarkan public senang dengan keaslian itu, dan tertarik untuk datang ke Indonesia,†aku Arief Yahya.
Spot pertama, outdoor di teras Starhill Gallery, disapa dengan konsep “Wonderful Garden of Indonesiaâ€, didekorasi dengan pergola dan payung-payung yang khas berwarn-warni. Di lokasi ini diatur pertunjukan kesenian Topeng Ireng, Begelima Batak, Henna/Face Painting, Cutting Silhouttee, Jaranan Buto, Disc Jokey  (DJ) malam harinya. Backdrop-nya logo dan tulisan Wonderful Indonesia.
Spot lain ada di Sephora Walkway, dengan tema Wonderful Batik Indonesia yang ditempel di koridor jalan itu. Batik di desain menutup dinding dan diselingi TVC Wonderful Indonesia. Spot berikutnya seni instalasi dari bambu yang disusun artistic di sudut jalan Bukit Bintang. Di malam hari disorot lampu spot yang membuat orang mudah berfoto dengan kubus berdesain Wonderful Indonesia. Posisinya persis di Fahrenheit Shopping Center, depan Uniqlo.Â
Di Lot 10, juga ada spot dengan dekorasi payung yang dibalik ke langit-langit lorong mal. Dinding di sepanjang lorong itu dibranding dengan gambar 10 Top Destinasi Prioritas, dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra, dan Morotai Maltara. Tempat itu benar-benar menjadi ajang selfie yang menyita ratusan gigabyte pengunjung.
“Semua sudut kami pikirkan detailnya, yang sudah dikenal di Malaysia, dan originalnya adalah budaya Indonesia. Gamelan, seni tari, reog, ditampilkan dan menjadi pusat perhatian masyarakat di sana,†kata Rizki Handayani Mustafa, Asdep Pengembangan Pemasaran Wilayah ASEAN yang ikut menunggui acara sampai selesai.
Di malam hari sampai pukul 22.00, di depan Pavillion yang menjadi salah satu pusat barang-barang branded ditampilkan DJ dengan suara yang keras. Di sinilah wisatawan Arab yang berhidung mancung, perempuan berjilbab warna hitam-hitam, beberapa ada yang menutupi wajahnya, berlalu-lalang. “Mereka selalu berhenti menikmati permainan DJ, sambil merekam dan bergoyang-goyang,†sebut Rizki yang terus mengamati selera para wisman Timur Tengah itu. (*)