Baca Juga: Pimpinan Ponpes di Jatipurwo Karanganyar Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Santriwati
Duta Baca Indonesia Gol A Gong menjelaskan tema kegiatan PWF dan lokasi festival di Braga, Bandung, memiliki keistimewaan. Ada fenomena di kawasan tersebut yang dapat digali untuk menghasilkan karya tulisan. Berdasarkan literatur yang dia baca, Braga dibagi dalam tiga periode yakni era tahun 1800-an, era tahun 1900-an, dan era tahun 2000-an.
Sementara itu Sekretaris Utama Perpusnas Ofy Sofiana menyatakan PWF merupakan upaya pihaknya untuk menarik masyarakat terutama generasi muda, agar mulai menulis. Menurutnya, orang yang bisa menulis pasti suka membaca.
Dia menambahkan, budaya tulis di Indonesia sudah ada sejak tahun 1300-an. Hal ini terlihat dari koleksi naskah kuno yang dimiliki Perpusnas, Arjuna Wiwaha. Naskah tertua koleksi Perpusnas ini membuktikan peradaban Indonesia sudah cukup lama.
Pustakawan Ahli Utama Dispusip Provinsi Jabar Ahmad Hadadi menyatakan PWF diharapkan dapat mendorong penulis dan penerbit di Jabar agar lebih kreatif. Dispusip sudah menjalin hubungan baik dengan penerbit di Jabar dan setiap tahunnya mengadakan festival buku. “Mudah-mudahan ke depan ada festival penulis Jawa Barat,” pungkasnya. (Lmg)