Delapan tahun sejak dijatuhi diagnosis pertama tersebut, Razak selalu setia menemani Atika setiap kali berkunjung untuk pemeriksaan di rumah sakit.
Sementara putri Atika yang lahir empat tahun lalu di tengah perjuangannya melawan kanker, juga sering datang menemani kunjungan mereka.
"Saat itulah saya sadar mengapa Atika selalu terlihat semringah. Di balik kisah kankernya yang memilukan, ada kisah cinta yang luar biasa," ungkap Annie.
Kilas Balik Diagnosis
Ketika itu tahun 2014, Atika baru berusia akhir 20-an saat dia mulai mengalami gangguan sakit kepala yang datang secara bertubi-tubi.
"Ada masanya di mana kepala saya sakit berdenyut-denyut dan tak tertahankan," cerita Atika. Kondisi tersebut disertai pandangan matanya yang tiba-tiba silau dan kadang jatuh pingsan.
Dokter umum dan dokter UGD yang ditemui Atika mengira ia hanya mengalami migrain. Sampai kemudian ia meminta rujukan untuk memeriksakannya ke ahli bedah umum.
Malam sebelum janji pemeriksaan, sakit kepalanya makin parah. Ia tidak bisa membuka mata, tidak bisa jalan, bahkan bicara. Suaminya yang saat itu masih pacar, langsung membawanya ke UGD.
Dokter di UGD curiga ada sesuatu dan berkonsultasi dengan dokter yang lebih senior. Dibekali resep obat penghilang rasa sakit, ia diminta kembali esok paginya.
"Dia menyuruh saya untuk menemuinya di hari berikutnya. Jam 7, saya pulang. Lalu, berbaring di kasur, muntah-muntah setiap jamnya," cerita Atika.
Keesokannya saat bertemu dokter, Atika berada dalam kondisi tidak sadarkan diri. Ketika bangun, ia mendapati dirinya sudah berada di ruang perawatan intensif (ICU).
Atika kemudian diberi tahu bahwa ada gumpalan sepanjang 8 cm di dalam otaknya. "Mereka bilang ini mukjizat karena saya masih bisa berjalan-jalan," ujarnya.
Dua hari kemudian Atika menjalani operasi otak. Pemeriksaan lebih detail setelahnya, menunjukkan bahwa Atika mengidap kanker otak, bernama sarkoma jaringan lunak.
Sebulan berlalu, ketika sedang menikmati liburan, sesuatu sesuatu terjadi. Nanah keluar dari lukanya. Atika segera dilarikan ke rumah sakit. Ia kemudian menjalani operasi untuk membersihkan infeksi pada lukanya.
Semua itu yang dialami Atika, kemudian berimbas pada kariernya. Selama beberapa bulan, ia mengambil cuti sakit. Sampai suatu ketika, secara tidak langsung ia diminta untuk mengundurkan diri.