Kunci Lahirnya Kebijakan Pro Perempuan Ada di Parlemen

Photo Author
- Kamis, 8 Februari 2024 | 08:07 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga.

KRjogja.com - JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga, menegaskan bahwa perempuan di parlemen adalah kunci dalam melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro perempuan.

Keberhasilan dalam mengesahkan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan berbagai kebijakan pro perempuan lainnya merupakan bukti nyata dari kerja keras perempuan, khususnya di parlemen.

“Perempuan merupakan individu dengan kepekaan emosional tinggi. Karena itu, dampak keterlibatan perempuan dalam politik mampu membangun pendekatan-pendekatan kebijakan yang lebih humanistik. Sehingga melibatkan perempuan dalam politik merupakan investasi untuk mengawal masa depan bangsa,” ujarnya dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Dukung Perempuan dalam Pemilu 2024’, Rabu (7/2/2024).

Baca Juga: Pakar Hukum Tata Negara Minta DPR 'Pincangkan' Presiden Jokowi

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri PPPA, I Gusti Agung Putri Astrid, menegaskan Kementerian PPPA telah memproyeksikan kegiatan-kegiatan sejak 2020 untuk bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan keterwakilan perempuan di parlemen meningkat.

Salah satu kegiatan tersebut adalah memberikan bimbingan teknis kepemimpinan perempuan di perdesaan, khususnya bagi perempuan-perempuan yang menjadi kepala desa.

“Kami dorong perempuan-perempuan kepala desa ke tingkat nasional, agar mereka bisa menjadi calon legislatif yang potensial dan berkualitas,” ujarnya.

Agung Putri mengakui salah satu tantangan yang dihadapi oleh perempuan dalam berpolitik adalah akses ke partai politik (parpol).

Parpol merupakan pintu masuk bagi perempuan untuk menjadi calon legislatif dan mendapatkan kursi di parlemen sehingga bisa terlibat dalam perumusan kebijakan yang pro terhadap perempuan dan anak.

Namun, tak dapat dipungkiri parpol hingga hari ini masih didominasi oleh kader laki-laki dan belum sepenuhnya mendukung keterwakilan perempuan.

Oleh karena itu, KPPPA terus berdialog dan membangun jaringan dengan parpol lewat badan pemenangan pemilu parpol hingga sayap-sayap perempuan parpol.

Tujuannya membangun jaringan itu untuk mendorong parpol mengimplementasikan sistem “zebra” dalam penjaringan dan penempatan calon legislatif, yaitu sistem yang mengharuskan satu calon laki-laki diikuti oleh satu calon perempuan secara bergantian.

“Kami juga memberikan masukan dan saran kepada parpol untuk membuat kebijakan-kebijakan yang pro perempuan. Baik dalam internal parpol maupun dalam program-program legislasi. Kami berharap parpol dapat menjadi mitra strategis kami dalam mewujudkan kesetaraan gender di bidang politik,” tuturnya.

Baca Juga: KPU Disanksi, Koordinator TPDI Desak Prabowo-Gibran Didiskualifikasi

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X