Smart Farming: Konsep, Metode, dan Syarat untuk Menyegerakannya di Indonesia

Photo Author
- Minggu, 11 Februari 2024 | 19:00 WIB
Smart Farming juga diterapkan di Nara Kupu Jogja (Instagram @nara_kupu_jogja)
Smart Farming juga diterapkan di Nara Kupu Jogja (Instagram @nara_kupu_jogja)

Krjogja.com - Food and Agricutlure Organizatioan (FAO) telah memperingatkan bahwa krisis pangan adalah menjadi salah satu dampak Pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.

Perang dunia dan dampak perubahan iklim turut mempengaruhi. Keseimbangan produksi dan permintaan beras diprediksi mengalami defisit dalam waktu 20 tahun.

Salah satu strategi mengatasi krisis pangan adalah kerja sama dari berbagai stakeholder tanpa mengesampingkan zaman. Dengan kata lain turut menggunakan teknologi. Apalagi langkah pemerintah dalam membuka lahan baru di beberapa tempat di luar Jawa punya tantangan tersendiri.

Baca Juga: 6 Amalan di Bulan Syaban yang Bisa Umat Muslim Lakukan

“Struktur tanah, iklim, budaya penduduk, dan infrastruktur lahan pertanian tentu berbeda dengan Pulau Jawa,” tulis Fransiscus Go, pemilik Nara Kupu Jogja.

Salah satu konsep yang bisa diterapkan untuk menaikkan produksi pangan sekaligus mempermudah kerja para petani adalah Smart Farming dengan metode Internet of Things (IoT) yang harus didukung banyak stakeholder terutama kementrian dan BMKG.

“BMKG bertugas melakukan prediksi perubahan temperatur dan cuaca. Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa mendukung ketersediaan jaringan internet dan wifi murah,” sambungnya.

Baca Juga: 10 Februari Jadi Puncak Masa Kampanye Capres-Cawapres Pilpres 2024, dengan Animo Tinggi Pendukung Masing-masing

Smart farming merupakan konsep pertanian yang menggunakan teknologi digital dan informasi. Perpaduan keduanya bisa meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan produksi tanaman serta peternakan.

FG memaparkan, petani menggunakan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan di lahan pertaniannya. Aplikasi smart farming memerlukan dukungan cloud server untuk menunjang beberapa unit proses monitor parameter penting, big data, kontrol manajemen, dan aktivasi actuator.

Penggunaan aplikasi smart farming bisa diterapkan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), irigasi, penyiapan lahan, pencahayaan, iklim mikro, panen, dan evaluasi hasil.

Baca Juga: Mahasiswa Penyelamat Demokrasi Gelar Aksi di Depan Gedung Agung, Minta Jokowi Tak Salahgunakan Kekuasaan

Drone juga digunakan dalam konsep smart farming. Petani menggunakan drone untuk memberantas hama, memupuk, dan menabur benih. Penggunaan drone sangat efektif dan bisa menekan biaya produksi pertanian.

“Smart farming yang sudah diterapkan komunitas petani di Bali adalah penggunaan aplikasi untuk smart irrigation. Para petani tidak lagi menyiram tanaman secara manual,” bebernya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X